Kamis, 02 Januari 2025

LANJUTAN AUTOBIOGRAFI DAN LINTAS PERJALANAN HIDUP H. SALMAN ABDULLAH TANJUNG, MA

 

KUALA LUMPUR – AMMAN
27 JULI 1993 - 10 AGUSTUS 1993

 

S

ebagai ”pendatang haram[1] di Malaysia, tentu kita tidak berpeluang untuk mendapatkan paspor resmi dari pemerintah Indonesia. Oleh karena itu kita mencari jalan bagaimana bisa pulang ke Indonesia dengan jalur resmi. Untuk pulang ke Indonesia sangat sulit tanpa memiliki paspor. Maka satu-satunya jalan adalah dengan membuat SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) yang diterbitkan kedutaan RI di Kuala Lumpur.

Sebelum berangkat menuju Yordania sempat pulang ke Indonesia, tepatnya dikota Siantar, dikediaman abang kandung. Tujuan utama yang dikerjakan di Pematang Siantar adalah untuk  mengurus Paspor agar dapat melanjutkan perjalanan ke luar negeri (LN).

Pada 13 Juli 1993 sampai kembali di Malaysia. Selama dua pekan melakukan pengurusan visa masuk ke Yordania di Konsulat Yordania Kuala Lumpur. Setelah memperoleh visa masuk ke Yordania, pada tanggal 27 Juli 1993 menuju Amman (Yordania). Jarak tempuh Kuala Lumpur – Amman saat itu + 11 jam naik pesawat.

Melakukan perjalanan keluar negeri sendirian terasa mencemaskan, apalagi di tempat tujuan tidak satu orangpun yang dikenal. Saat itu hanya satu prinsip: Selama ada kedutaan RI di negara tujuan, pasti ada orang Indonesia yang dapat memberi jalan.

Sewaktu berada dalam pesawat Royal Yordania Air Ways, yang selalu membayang-bayangi pikiran bagaimana cara sampai ke kedutaan Indonesia di Amman. Alhamdulillah perjalanan seperti berjalan diatas rel, tidak ada yang meleset dari apa yang diinginkan. Mendarat di Yordania sekitar pukul 04:00 pagi waktu setempat. Sebelum masuk ke pintu imigrasi bandara terlebih dahulu mengisi pormulir. Pertama kalinya melakukan perjalanan ke negara Arab, di pesawat kita dikasi pormulir untuk diisi, sebagian dari pertanyaan masih asing bagi kita, lalu ada seorang warga negara Yordania yang membantu untuk mengisi formulir tersebut. Dari pengalaman pertama itu sebagian Bahasa Arab kita dapat belajar.

Sekitar pukul 05:00 pagi waktu setempat keluar dari bandara. Sesampainya di teras bangunan bandara ternyata masih gelap karena saat itu masih musim semi. Sekitar jam: 05.30 masuk waktu shalat subuh, saya pun mencari mushalla di depan bangunan bandara dan melaksanakan shalat shubuh. Menunggu sampai terang, kita sengaja duduk berlama-lama di mushalla agar lebih mudah bertanya kepada orang lain,  alat transportasi/bus apa yang mengarah ke kedutaan RI. Ternyata informasi transport yang mengarah menuju kedutaan RI sangat jauh dari lokasi bandara.

Di setiap langkah manusia selalu di sertai dengan ketentuan Tuhan. Hal-hal yang dikhawatirkan oleh hamba-Nya terkadang berjalan mulus diluar jangkaun pikiran manusia. Dalam kisah nyata seseorang terkadang menjadi ingatan yang abadi bagi dirinya dan tidak pernah terlupakan. Abadinya sebuah cerita disebabkan kisah yang dialami cukup berkesan atau mengharukan”.

Jauh-jauh sebelum berangkat ke negeri Arab ada satu imej negatif yang tertanam di benak hati saya terhadap orang Arab. Karena cerita orang yang sudah pernah hidup di Arab, sebahagian orang Arab suka sama laki-laki yang tidak berjenggot. Ada juga anggapan orang Arab itu suka sama sejenis. Ternyata imej itu tidak benar,  semua keturunan dan bangsa relatif memiliki kelainan seksual. Tidak terlepas bangsa Indonesia. Sewaktu saya keluar dari bandara, tiba-tiba datang seorang laki-laki mendekat, kemudian bertanya : Hal anta Indunisi?. Apakah kamu orang Indonesia? Saya Jawab : Na’am “Ya”. Langsung supir itu mengambil tas bawaanku. Bayangan negatif pun timbul dalam pikiran dan berkata dalam hati : Ternyata benar apa yang dikatakan orang. Orang Arab suka sama laki-laki yang tidak berjenggot. Kemudian kami pun saling tarik-tarikan tas. Dengan  suara lantang saya berkata : Man Anta? Dia jawab : Ana min sifarah Indunisia- Saya dari kedutaan Indonesia, kemudian saya lari dan tiba-tiba berpapasan dengan seseorang roman-romannya wajah  Indonesia, ternyata dia bersal dari Filifina. Kemudian saya berjumpa dibalik salah satu tiang bandara dengan seseorang yang mirip  dengan saudara kita dari keturunan tanah Jawa sedang memperhatikan kami berdua, sama-sama berebut tas dengan wajah senyum tersipu. Lalu saya menyapa : Bapak orang Indonesia? Dia jawab : Saya orang Indonesia. Kebetulan bapak itu lokal staf di kedutaan RI Amman. Perasaan lega dan gembira dengan sepontan menyelimuti perasaan .  Kemudian dia menyuruh saya ikut dengan supir mobil van tadi.  Informasi dari pegawai lokal staf kedutaan tadi, bahwa laki-laki Arab  itu bekerja sebagai supir kedutaan. Dalam perjalanan menuju KBRI dikota Amman, hanya kami berdua di dalam mobil pengantar tersebut.

Perjalan dari bandara menuju kedutaan masih cukup jauh. Ditengah perjalanan perasaan saya masih diselimuti rasa curiga. Saya sengaja berbincang dengan supir siapa dia sebenarnya. Pengakuannya dia memang disuruh menjemput seorang konsul bersama keluarganya yang exodus dari Iraq pada invasi Amerika Syerikat kedua dan sekutunya atas Iraq. Si supir bercerita : Saya di perintahkan konsulat Indonesia, agar menjemput setiap orang yang berwarga negara Indonesia yang sampai ke Amman. Tanpa harus menanya siapa orangnya, yang penting orang Indonesia, yang pertama saya jumpai kamu, dan kamu mengaku orang Indonesia. Oleh karena itu saya tidak melepaskan kamu. Karena saya memegang pesan dan amanah.

Sementara keluarga konsulat Bagdad tadi naik mobil dinas kedutaan menuju hotel, sementara saya menuju kantor kedutaan RI di Amman. Sampai di kantor kedutaan pada tanggal 28 Juli 1993 kebetulan kantor sedang libur, hanya ada seorang staf berasal dari Indonesia (Jawa Timur). Penjaga kantor kedutaan sengaja menyembunyikan jejak saya, dia takut ketahuan sama pihak konsulat bahwa ada mahasiswa menginap di dapur kantor. Saya sempat bertanya kepada beliau kenapa saya harus disembunyikan?. Bukankah seharusnya saya dibantu dan dilindungi?. Dia jawab : Baru-baru ini ada ketegangan antara mahasiswa dengan pihak kedutaan [2].

Pada saat itu jumlah mahasiswa/i Indonesia di Yordania lebih kurang 30 orang. Kos dan belanja hidup sehari-hari dan biaya kuliah di negara Yordania relatif cukup mahal, terutama bagi mahasiswa dengan latar belakang ekonomi lemah, oleh karena itu yang sanggup belajar di Yordania saat itu, hanya mahasiswa yang berlatar belakang ekonomi mapan dan kuat, atau yang mendapat beasiswa.  Perbandingan kurs Dollar USD dengan Dinar Yordania saat itu : Satu dinar Yordania = 1,25 Sen USD.

Satu Hari Di Amman

Dicoba Dengan Cobaan Baik

 

S

atu hari di Amman dicoba dengan cobaan yang baik[1], mengalami demam panas dan tumbuhnya lima  buah bisul besar di beberapa bagian tubuh. Rasa panas dingin sangat terasa sehingga timbul perasaan yang tidak baik, walaupun dalam kondisi demikian  semangat tidak pernah mengendur. Tiga malam main kucin-kucingan disembunyikan di kedutaan, pada hari ketiga pegawai kantorpun masuk bekerja. Paspor saya dimasukkan dibagian pelaporan dan saya pun dipanggil oleh salah seorang konsul bermarga Manik keturunan Pematang Siantar didampingi oleh penjaga kantor. Dengan memegang paspor saya pak konsul memperhatikan tempat pengeluaran paspor. Karena tempat pengeluaran paspor dari Imigrasi Pematang Siantar. Si penjaga tadi langsung dibentak-bentak dan berkata : Kenapa kamu tidak melaporkannya dengan cepat, tiga hari yang lalu sayakan ada dikantor, kamu tidak tahu ini dongan sahutaku, lihat ini paspornya dari Siantar, akukan orang Siantar. Pak Manik mengalihkan pertanyaan  kepada saya : Kapan kamu mau ke Syria?. Saya jawab dalam dua minggu ini. Kemudian dia memerintahkan  penjaga tadi : Kamu harus siapkan secepatnya, jangan kamu minta biaya pengurusan dari dia, aku yang bayar nanti.

Belakangan penjaga kantor bercerita kepada saya, Pak Manik itu sangat garang, mahasiswa baru-baru ini melakukan demonstrasi ke Kedutaan ini dan ia yang paling dibencihi mahasiswa. Saya sebenarnya ingin membelamu, ternyata sebalik dugaan saya, dia sangat membela dan mau membantumu. Makanya saya heran, tapi tak apalah yang penting kamu bisa berangkat ke Syria. Saya pun minta maaf kepadanya dan berterima kasih.

Setelah tinggal di kedutaan selama tiga hari dan tiga malam, saya diajak ke kantor Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), sekaligus tempat kos mahasiswa dan sekretariat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Amman, sekaligus berkenalan dengan mahasiswa yang belajar di Yordania yang kebanyakannya berstatus ekonomi mampu atau yang memperoleh beasiswa. Pada awalnya saya tertarik belajar di Yordania, setelah mendapat informasi sangat mahal. Saya di sarankan ke Syria karena Syria banyak memberi Beasiswa. Akhirnya saya putuskan berangkat  ke Syria. Pertama-tama saya jatuh cinta kenegara Yordania karena tempat itu sangat bersejarah dalam peradaban dunia dan salah satu tempat para Nabi dan Rasul.




Sambutan Mahasiswa Amman bagi calon mahasiswa baru, sewaktu penulis mengantar salah seorang calon mahasiswa alumni Darul Uluum Asahan, September 2018.


Foto membelakangi: Tempat ibadah Raja Hireqlius atau dikenal dengan Benteng Amman (Jabal Qol’ah) telah ada abad ke 8 sebelum Masehi, sedangkan peninggalan Islaminya kembali kepada periode Khilafah Amawi, buktinya ada Istana Amawi, sebuah situs bersejarah dipusat kota Amman , ibukota Yordania , bukit berbentuk L adalah salah satu dari tujuh bukit yang semula masuk kedalam wilayah Yordania, Bukti pendudukan sejak periode tembikar Neolitikum (al-‘Amuniyun – Yunani, Romawi dan Bezintum)  telah ditemukan dan dibentengi selama zaman perunggu. Didalamnya ada juga Gereja Bizintium, ada muzeum Yordania,

Dua pekan tinggal di Yordania terasa sangat singkat. Pada tanggal 10 Agustus 1993 berangkat menuju Damascus Syria, jarak tempuh lebih kurang 45 menit di atas pesawat. Berangkat menuju Syria sama halnya ketika berangkat dari Malaysia ke Yordania, tidak seorang pun yang saya kenal di Syria, sampai-sampai pikiran larut memikirkan dimana harus tidur sementara sebelum masuk pagi. Saya putuskan dalam hati untuk tidur dimusolla bandara Damascus atau di lobi bandara. Sekitar pukul 23 : 45 waktu setempat pesawat mulai lending, makanan yang dihidangpun lupa untuk dicicipi karena larut dalam berpikir. Sesampainya di Imigrasi bandara, pemeriksaan sangat ketat dan kekhawatiran untuk dilarang masuk ke Syria mulai menyelimuti perasaan. Soalnya ada sekitar lima  orang warga Malaysia yang sudah siap dideportasi kenegara asalnya dan tidak dibenarkan masuk ke negara Syria. Karena salah menjawab dalam beberapa pertanyaan. Saya disuguhi pertanyaan apakah Indonesia memiliki kedutaan di Damascus? Saya jawab : Ada, langsung petugas imigrasi mencap boleh masuk ke Damascus.

Lebih kurang pukul 12.00 malam, saya baru bisa keluar dari pintu imigrasi bandara, bingung melihat orang banyak terpencar-pencar, saya ikut arus orang ramai sambil mencari musholla, tiba-tiba ada suara yang memanggil, mereka ada 2 orang, dan kedua-duanya alumni Mushtafawiyyah purba Baru yang rata-rata sudah 4 tahun belajar di Damascus. Seorang diantara mereka bernama : Ahmad Zuhri Nasution dan Ahmad Zahdi. Kedua orang ini datang menjemput, karena sudah diberitahu oleh penjaga KBRI di Amman. Sebelumnya staf tersebut sudah pernah bekerja dengan tugas yang sama di KBRI  Damascus. Pada awalnya mereka berdua belum ada kontak hubungan dengan saya sama sekali, tapi itulah pertolongan dan taqdir dari Ilahi yang maha Allam Al-Ghuyub. 


Selamat datang dikota Amman Yordania


Melihat Jejak  Nabi Musa AS Dari Tanah Muqoddasah “JABAL NEBO “

P

ada 15 September 2018, dalam perjalanan  ilmiyah atsariyah atau tempat-tempat bersejarah, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala kami diberi taufiq untuk melihat perjalanan suci Nabi Musa AS.Diantara tempat suci bagi penganut agama Yahudi dan Nashrani di salah satu bukit di wilayah Yordania, ada satu bukit yang pernah di datangi Nabi Musa Alaihissalam, sekarang bukit itu dikenal dengan “Jabal Nebo” atau gunung Nebo.
    
    Dalam satu wawancara dengan seorang Pastor yang berhasil kami temui persis pada pintu gerbang, tepatnya pada café yang menjual makanan dan minuman, pertama-tama sang Pastor sedang duduk dengan dua temannya, dengan ramah saya mendatangi mereka dan ingin memperoleh infomasi tentang jabal Nebo.

    Pertama sekali kita memulai dengan perkenalan, namun saya yang terlebih dahulu bertanya dengan menggunakan Bahasa Arab, Hal anta ruhbaan?,  apakah anda seorang fastor ?, ya sahutnya. Siapakah nama anda? , dia jawab, nama saya Ammar. Ammar apa?, Ammar Syaheen.

Apakah sebenarnya makna “Nebo” ?

Fastor: Makna Nebo ya’ni Nabi, nisbah kepada Nabi Musa Alaihissalam.

Apakah keistimewaan “Jabal Nebo” ?

Fastor            : Dalam perjanjian lama dijelaskan jabal Nebo merupakan salah satu tempat suci bagi kami Nashrani, disebut juga dengan al-Ardhul Mi’ad (bumi tempat kembali yang telah dijanjikan) untuk kami,  bahwa disatu saat kami akan kembali ketempat suci ini.

Lalu dimana letak kesucian tempat ini?.

Fastor            : Dalam perjanjian lama Nabiyyullah Musa Alaihissalam, satu ketika Beliau Bersama sahabat-sahabatnya datang ketempat ini, dan ia berdiri ditempat paling tinggi diatas bukit, kemudian ia menghadap kearah Pelastina dengan memegang tongkatnya, kemudian Ia mengarahkan pandangannya kearah  tempat-tempat yang telah dijanjikan untuk kami, dan Ia menghunjuk satu persatu dari Jabal Nebo seraya mengarahkan telunjuknya ke laut mati, Bait Almuqoddas, Bait Lehem, Haefa, Lebanon dan Ia berkata : “Inilah Bumi yang telah dijanjikan untuk-Ku”.

Apakah benar Nabi Musa wafat ditempat ini?.

Fastor            : Benar, Nabi Musa dengan berita yang sangat dipercaya (mutawatir) Nabi Musa wafat di tempat ini.

Dimana Kuburannya?

Fastor : Kami tidak tau persisnya, karena setelah Dia wafat , jasad-Nya tidak pernah diketahui dimana tepat kuburan-Nya, namun yang pasti Dia wafat di Jabal Nebo ini.

Bilakah tempat ini kembali ditemukan?.

Fastor            : Kami kembali ketempat ini pada tahun 1926. Kemudia tempat ini kembali di pugar pada tahun 1933 dan pada tahun 2000 Santo Paus Yohanes Paulus II  telah datang ketempat ini dan dari itu dilakukan pemugaran totalitas.

Apakah kalian dibenarkan melakukan kebaktian di gereja ini?.

Fastor            : Karena tempat ini pada dasarnya dibangun untuk kekayaan sejarah dan tempat tujuan wisata, maka kami tidak sesuka kami untuk mengadakan misa di tempat ini, jika kami ingin mengadakan misa maka kami harus terlebih dahulu meminta izin kepada otoritas yang berwenang di bidang pariwisata terkait.

Apakah tempat ini bahagian dari tempat suci bagi kaum Nashrani?.

Fastor            : Ya, tempat ini termasuk bagian dari tempat suci bagi kami, dan kami anggap ini  tempat ziarah atau sebagai tempat haji bagi kami kaum Nashrani.

Didalam ruangan museum  ada beberapa artifark, yangterpajang didinding, menggambarkan sebuah skema perjalanan menuju Jabal Nebu dengan bertuliskan :” Thoriqul Hujjaj Ilaa Jabali Nebo”, yang bermakna:” Jalan para peziarah/naik haji ke Jabal Nebo”.


Sedang wawancara dengan seorang Fastor: Ammar Syaheen di Jabal Nebo (September 2018).


Enam pokok kayu yang hampir sama besarnya, tumbuh diatas ‘Uyun Musa AS, dikabarkan kayu-kayu ini sudah tumbuh dari zaman Nabi Musa AS.

Dari sebutan itu dapat dipahami bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang sangat suci bagi kalangan umat nashrani dan Yahudi, mereka sangat berharap bila suatu saat mereka dapat kembali ketempat ini, sbagaimana mereka bisa kembali ke tanah Palestina. Dari pertama-tama sekali kaum zionis hanya beberapa keluarga di dekat Qudus al-Syarif, namun sayangnya dari situlah bermulanya petaka bagi kaum muslimin, terlebih bagi rakyat Palestina, sampai saat ini tanah air mereka dikuasai dengan memulai bertempat tinggal disekitar tempat suci, kemudian mereka membeli tanah rakyat Palestina sedikit demi sedikit, setelah mereka memiliki kekuatan maka mereka menguasai pemerintahan, yang sekarang kita ketahui dengan nama Israel, pada akhirnya petaka itu sampai sekarang menjadi arena pertarungan baik melalui pengusiran, pembunuhan, pencaplokan tanah penduduk, rakyat Palestina menjadi negara terjajah. Oleh sebab itu keadaan seperti yang terjadi pada Palestina, tidak mustahil akan terjadi bagi kerajaan Yordania, apabila pemerintahan dan rakyatnya lalai dalam menjaga tempat yang mereka anggap suci ini dari siasat halus yang dilakukan misionaris mereka.

Sepengamatan penulis, Jabal Nebo benar-benar ramai dikunjungi oleh semua pemeluk agama, terutama dari kaum nashrani dan Yahudi bahkan tentu dari kalangan umat Islam, dari berbagai negara yang ada dibelahan bumi ini.

Datangnya Santo Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2000 ke Jabal Nebo, tentu tidak kita munkiri kepastian adanya misi yang diemban dengan slogan misi perdamaian, tapi ada yang tersirat mereka sudah kembali menunjukkan bahwa langkah-langkah mereka dan tumit-tumit penguasaan sudah mulai nampak di depan mata.

Apabila kita ingin belajar dari tragedi yang dialami oleh rakyat Palestina, maka setiap negara yang berpenduduk muslim harus waspada terhadap cara-cara halus mereka. Misi-misi halus yang diperankan oleh orang-orang yang ingin menguasai suatu negara sekarang sekurang-kurangnya ada tiga cara:

1.       Meminta kepada otoritas setempat dengan diblomasi yang jitu untuk bersedia membuka tempat yang mereka anggap suci sebagai tempat wisata umum.

2.      Menggemakan bahwa tempat tersebut adalah milik semua pemeluk agama samawi.

3.      Kesepakatan antara otoritas setempat dengan pemimpin agama tertentu untuk menjadikan kesepakatan yang di tanda tangani sebagai symbol perdamaian dan bentuk toleransi.

 

            Untuk negara tercinta Indonesia yang kita alami saat ini selain butir-butir diatas:

1.      Membuka bebas visa selebar-lebarnya bagi negara lain masuk ke Indonesia.

2.     Membuka kebebesan bagi negara lain untuk memiliki tanah dan bangunan di wilayah NKRI.

3.     Membuka kebebasan berinfestasi di Indonesia dengan menganut system ekonomi kapitalis dan liberal.

 

            Kembali ke Jabal Nebo, 10 KM dari puncak Nebo kebawah ada sebuah kota kecil Namanya kota MADABA, menurut informasi yang kita peroleh penduduknya sudah mencapai 30 % yang beragama Nashrani, jumlah ini akan semakin bertambah jika tidak diantisifasi oleh pemerintah Yordania dan menproteksi negerinya dengan system yang ketat dan mengikat.

            Pernah satu ketika saya berbincang dengan seorang penganut Nashrani dalam satu perjalanan dengan WNI dan berkenalan didalam pesawat, kemudian dalam pembicaraan itu menyinggung destinasi wisata yang sudah pernah saya jalani , seperti Syria, Yordania, Lebanon, Plastina, Mesir dan bahkan Saudi Arabia terutama yang pernah dilalui oleh Nabi Musa dan Isa Alaihima Assalam, dia klaim semua itu adalah milik mereka.

            Semakin meyakinkan bagi kita yang sudah pernah ketempat-tempat yang pernah di lalui Nabi Musa AS, mereka akan terus menerus memperjuangkan tanpa henti sampai mereka bisa kembali menginjakkan kaki ketempat-tempat yang dianggap suci oleh mereka.

Jabal Nebo dalam Hadis Nabi SAW.

            Tidak sedikit dari kalangan Muslimin bahwa Jabal Nebo itulah yang disebut dalam hadis Nabi dengan sebutan:”Katsiib al-Ahmar”. Tempat ini pernah dilalui Nabi kita Muhammad SAW ketika Isra’nya Beliau dari Masjidil Haram Makkah menuju Bait al-Muqoddas, Nabi Muhammad SAW melihat Nabi Musa AS sholat dekat kuburan-Nya, itulah pada Jabal Nebo. Disebutkan dalam hadis shoheh Riwayat Muslim No: 2375 dari Anas Bin Malik Rodhiyallohu ‘anhu, yang maknanya:

            “Aku telah lewat diatas Musa  pada waktu isra’ku di dekat Bukit ahmar (Jabal Nebo), dan Ia sedang berdiri sholat dekat kubur-Nya”.

            Dan dijelaskan pada riwayat lain dalam soheh Muslim, bersumber dari Abu Huroiroh R.A. ia berkata: Di utus Malaikat maut kepada Musa AS, tatkala ia sampai dihadapan Musa AS, Ia memukul matanya, lalu matanya sebelah tertusuk, lalu Malaikat maut kembali kepada Tuhan-Nya, Malaikat berkata: Tuhanku, Engkau utus aku kepada orang yang tidak mau dicabut ruhnya, kemudian Alloh mengembalikan matanya, kemudian Ia berkata: Kembalilah engkau kepadanya!. Katakan kepada Musa, dia letakkan tangannya diatas leher kerbau jantan, maka baginya setiap satu helai dari bulunya yang ditutupi tangannya satu tahun. Kemudian malaikat berkata: Ya Tuhanku, apa lagi? Alloh berkata: Kemudian kematian, Allah berkata: Maka sekarang ia mendekat ke Bumi yang sucisedekat lempira batu. Maka bersabda Rasulullah SAW: Seandainya aku disana, niscaya aku tunjukkan kepada kalian kuburannya, disamping jalan dibawah Katsiib al-Ahmar (Jabal Nebo)”. Wallohu A’lam.



Replika tongkat Nabi Musa A.S, dipuncak Bukit Nebo (Bukit Katsab al-Ahmar).


Diyakini bahwa Nabi Musa hanya sampai dipuncak bukit ini, Beliau tidak sampai ke bumi Palestina, walaupun sebagian meyakini Nabi Musa sampai ke Ariha Palestina (Yerikho) dan tidak jauh dari situ ada makamnya, namun yang paling saheh Nabi Musa A.S hanya sampai di Bukit ini. Dari Bukit ini Nabi Musa A.S berdiri dan menghadap ke arah Yerikho dan Yerussalam Palestina dan menunjuk kearah itu dan menyebut tempat itu sebagai Bumi yang dijanjikan bagi kaum Bani Israel.


Monumen ini diduga disekitar ini Nabi Musa A.S wafat dan dimakamkan dilokasi tersebut dan perjalanan Nabi Musa A.S terhenti di tempat ini dan tidak sampai ke Bumi Palestina. Dalam tafsiran sebuah hadits Muslim tempat ini dilalui Nabi Muhammad SAW ketika Isra’ dari Masjidil Haram Makkah menuju Mesjid Aqsha Palestina yang disebut dengan bukit Katsab al-Ahmar. Wallohu a’lam.


BERSAMBUNG ..... !!!



 







[1]كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ﴿٣٥﴾

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (Q.S: Al-Anbiya’: 35).



[1] Pendatang haram disematkan bagi pendatang yang mukim atau bekerja di Malaysia tanpa dokumen resmi.

[2] Mulai tahun sembilan puluhan kontra pemerintahan Orde Baru mulai bermunculan terutama dari mahasiswa baik didalam negeri maupun diluar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar