ALQURAN
SEBAGAI OBAT DAN RAHMAT BAGI ORANG BERIMAN
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
A
|
llah swt telah menyebutkan Alquran sebagai
pelajaran (i'tibar), obat penyakit hati, sebagai kitab hidayah dan rahmat bagi
orang-orang beriman, sebagaimana di cantumkan dalam Alquran :
Artinya : “Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. Yunus : 57)
Artinya : “dan
Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian”. (Q.S. al-Isra’ : 82)
Imam al-Hafizd
'Imaduddin Abil Fida Isma'il Bin Katsir memberikan penjelasan tentang makna شفاء atau
"obat" dalam kaitannya dengan kedua ayat tersebut adalah sebagai obat
dari penyakit dada yaitu : “Penyakit kesamaran, keragu-raguan dan menghilangkan
bagi penyakit kemusyrikan, penyakit kemunafikan, penyimpangan keyakinan dan
kecenderungan hati untuk mengambil keyakinan dari selain sumbernya yang asli
yaitu Alquran”. Demikian juga Imam Ibnu Katsir menafsirkan rahmat pada kedua
ayat tersebut dengan “timbulnya keimanan, hikmah, keinginan mencari
kebaikan-kebaikan dan kecintaan terhadap kebaikan-kebaikan tersebut”.
Obat dan rahmat
tersebut hanyalah milik orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang yang
ingkar tidak akan memperoleh obat dan rahmat dari Alquran, melainkan menambah
kekafiran, bertambah jauh dari kebaikan dan bahkan menambah kehancuran ketika
mendengar bacaan-bacaan Alquran.
Sebagaimana
Allah telah menjelaskan kejauhan mereka dari mengambil manfaat dari Alquran
tersebut.
Artinya : “dan
jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab,
tentulah mereka mengatakan : Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah
(patut Alquran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah
: Alquran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin dan orang-orang
yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Alquran itu suatu
kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat
yang jauh”. (Q.S. Fushshilat : 44)
Artinya : “Dan
apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada
yang berkata : Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya)
surat ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya,
dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada
penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping
kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir”. (Q.S.
at-Taubah : 124-125)
Penyakit manusia
secara garis besar ada dua penyakit, yaitu penyakit qalbu/penyakit hati dan
penyakit jasmani. Diantara kedua penyakit tersebut yang teramat membahayakan
adalah penyakit kalbu, dan penyakit kalbu yang lebih membahayakan lagi adalah
penyakit kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan, tidak ada obat penyakit batin
kecuali dengan kembali kepada hidayah dan petunjuk Alquran sebagai pedoman
hidup dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi. Oleh karena itu Rasulullah pembawa
Risalah telah menggambarkan keutamaan membaca dan mengamalkan Alquran dalam
berbagai hadis-hadis beliau.
Pertama: Dengan Alquran seseorang bisa menjadi
manusia yang paling baik sebagaimana dalam hadisnya, riwayat Muslim dari Ustman
BinAffan RA:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya : “Sebaik-baik orang diantara kamu
adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya”.
Kedua : Membaca satu ayat lebih berharga di sisi Allah dibandingkan seekor unta,
dua ayat lebih baik dari dua ekor unta begitu seterusnya, sebagaimana dalam
sabdanya Riwayat Imam Muslim dari 'Uqbah bin 'Amir RA.
أفلا يَغْدُو أَحَدُكُمْ اِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ
يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ،
وَثَلَاثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ
أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإبل.
Artinya : “Apakah tidak ada yang mau di antara
kamu pergi dengan bersegera menuju masjid, kemudian ia belajar atau ia membaca
dua ayat dari kitab Allah 'Azza Wa Jalla adalah lebih baik baginya di
bandingkan dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik baginya ketimbang tiga ekor
unta, dan empat ayat lebih baik baginya dibandingkan empat ekor unta, dan
dengan jumlah ayat yang dibacanya sejumlah itu juga lebih baik baginya
ketimbang jumlah untanya”.
Ketiga : Hanya dua hal yang boleh di cemburui, dua hal tesebut di sebutkan dalam
hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Umar RA.
لاحَسَدَ اِلا فِي اثْنَتَيْنِ، رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ
أَنَاءَ اللَّيْلِ وَأَنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ اَتَاهَ اللهُ مَالَا فَهُوَ يُنْفِقُ
اَنَاءَ اللَّيْلِ وَاَنَاءَ النَّهَارِ.
Artinya : “Tidak boleh cemburu kecuali pada dua
hal : Seorang laki-laki, Allah berikan kepadanya Alquran kemudian dia baca pada
siang dan malam, dan seorang laki-laki, Allah berikan kepadanya harta kemudian
dia infakkan pada waktu siang dan malam”.
Keempat : Membaca Alquran dapat memberikan ketenangan seperti di jelaskan dalam hadis
riwayat Bukhari dan Muslim dari Al-Bara' Bin 'Azib RA:
كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُوْرَةَ الْكَهْفِ وَعِنْدَهُ فَرَسٌ مَرْبُوْطٌ بِشَطَنَيْنِ،
فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ، فَجَعَلَتْ تَدُوْرُ وَتَدْنُوا، وَجَعَلَ فَرَسُهُ يَنْفِرُ
مِنْهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: تِلْكَ
السَّكِيْنَةُ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ.
Artinya : “Seorang sahabat membaca surah
al-Kahfi, dan seekor kuda di ikat dengan tali panjang dengan kokoh, kemudian
kuda itu di selimuti awan, lalu kuda itu pun berputar lari dan mendekat
(kepadanya), tatkala sudah pagi dia mendatangi Nabi SAW, kemudian ia
menceritakan kejadian tersebut, kemudian Nabi SAW berkata : Demikian itu adalah
ketenangan telah turun bagi Alquran”.
Kelima : Alquran dapat memberikan syafaat bagi yang membacanya di hari kiamat,
pemberian syafaat ini di jelaskan dalam beberapa hadis Nabi SAW :
اِقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَاِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَهْلِه
Artinya : “Bacalah Alquran, sebab pada hari
kiamat ia akan datang sebagai penyelamat bagi ahlinya”. (HR. Muslim dari Umamah al-Bahiliy)
يُؤْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ
بِهِ، تَقْدُمُهُ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ، تُحَجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
Artinya : “Pada hari kiamat dia dan ahlinya
yang mengamalkannya akan didatangi Alquran, surah al-Baqarah dan Ali Imran akan
mendampinginya sebagai pembela atas yang membacanya (mengamalkannya)”. (HR.
Muslim dari Nawas bin Sam'an RA)
الْقُرْآنَ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَاحِلٌ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ أَمَامَهُ
قَادَهُ إِلَى الْـجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ اِلَى النَّارِ
Artinya : “Alquran itu penolong dan pemberi
syafa'at, barang siapa yang menjadikannya sebagai imamnya dia akan menuntunnya
kedalam syorga, dan barang siapa yang meletakkannya dibelakangnya, dia akan
menggiringnya kedalam neraka”. (HR. al-Baihaqiy dari Abdullah Bin
Mas'ud RA)
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ
الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي
فِيْهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ : مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ،
قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ.
Artinya : “Puasa dan Alquran keduanya
penolong bagi hamba Allah pada hari kiamat, puasa memohon : Ya Tuhanku! Makan
dan keinginannya terhalang maka izinkan saya menolongnya, dan Alquran berkata
(Ya Tuhanku) tidurnya pada malam hari terhalang (karena aku), izinkanlah aku
untuk menolongnya. Maka keduanya pun diberikan izin untuk menolongnya”. (HR.
Ahmad, Tabraniy dan al-Hakim dari Abdullah bin 'Amar bin al-'Ash RA)
Keenam : Membaca Alquran dapat memberikan keharuman bagi
orang beriman, sebagaimana dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Musa
al-Asy'ariy RA.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، طَعْمُهَا
طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ لَايَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلِ
التَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَلَارِيحَ لَـهَا، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرِّيْحَانَةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ،
وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَايَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْـحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا
مُرٌّ، وَلَا رِيحَ لَـهَا
Artinya : “Perbandingan seorang mukmin yang
membaca Alquran seperti buah at-rujah rasanya enak dan baunya wangi, dan
perbandingan seorang mukmin yang tidak mau membaca Alquran seumpama buah tamar
rasanya enak tapi tidak terasa wangi, dan perumpamaan seorang munafik membaca
Alquran seumpama kemejan, baunya wangi tapi rasanya pahit, dan perbandingan
seorang munafik yang tidak membaca Alquran seperti buah hanzollah rasanya pahit
dan tidak terasa wangi”.
Ketujuh : Mendengarkan baca Alquran dapat melunakkan jiwa
dan pelipur lara, dalam Hadis Riwayat Addaarimiy disebutkan.
ان من أحسن الناس صوتا الذي اذا سمعتموه يقرأ حسبتموه يخشى الله
Artinya : “Sesungguhnya suara yang paling bagus
diantara suara manusia adalah suara orang yang membaca Alquran, yang mana
apabila dia membacanya kamu merasa dia takut kepada Allah”.
Apa yang kita sebutkan tentang keutamaan Alquran
bagi orang mukmin dari berbagai hadis itu baru sebagian kecil, karena isi
Alquran sebagai kitab petunjuk, tentu akan membuka jalan untuk memberikan
solusi bagi kehidupan, baik berupa obat bagi penyakit batin seperti penyakit
kekufuran, kemusyrikan, keragu-raguan, berdo’a, raja', taubat, tawakkal,
bernazar, menyembelih, minta tolong kepada selain Allah. Sedangkan penyakit
zahir seperti kejahilan terhadap halal haram, hukum-hukum agama, kejahilan
terhadap ancaman Allah dan kabar-kabar gembira, sejarah, pelajaran i'tibar dan
perbandingan. Semua itu sudah di berikan penjelasan secara global dan sebagian
dengan rinci dalam Alquran, sebagaimana disebutkan dalam dua bait syair :
ألا انما القران
تسعة أحرف * سأنبيكيها في بيت شعر
بلا ملل
حلال، حرام، محكم، متشابه * نذير، بشير، قصة، عظة، مثل
Artinya : “Ingatlah! Alquran itu ada sembilan
asfek - saya akan ceritakan kepadamu dalam bait syair yang tidak membosankan.
Halal, haram, ayat-ayat muhkam, mutasyabih - kabar ancaman, kabar gembira, kisah-kisah,
pembelajaran i'tibar dan perumpamaan”.
Kesimpulan
Alquran sebagai kitab hidayah, sekaligus obat dan
rahmat bagi orang beriman merupakan solusi paling tepat, absolut, ril dan lebih
nyata, untuk menyelesaikan permasalahan hidup ketika terjadi suatu fitnah atau
cobaan hidup.
assalamu'alaikum buya
BalasHapussaya mahdar ingin bertanya
mana yang lebih utama?
di masjid kami ada kajian rutin, ada juga beberapa jamaah yang membaca quran pada waktu yang bersamaan..
mana lebih utama mendengarkan tausiyah dari ustad atau belajar membaca quran ?