Senin, 09 Februari 2015

Edisi 05, Jum’at, 09 Rabiul Akhir 1436 H / 30 Januari 2015 M

MEMBANGUN AKHLAK KARIMAH
MEMBENTUK KARAKTER YANG ISLAMI
(Bagian Keempat)
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
(Ketua Umum MUI Kab. Asahan)


Sambungan Edisi Ketiga (Jum’at, 23 Januari 2015)
Pada ucapan mutiara lainnya disebutkan :
اَلتَّوَاضُعُ مَصَايِدِ الشَّرَفِ"."مَنْ دَامَ تَوَاضُعُهُ كَثُرَ صَدِيْقَهُ
“Sifat tawaduk adalah pemancing kedudukan mulia, barangsiapa yang senantiasa tawaduk akan banyak teman dekatnya”.

Berkata Fadhol Bin Sahal:
مَنْ كَانَتْ وِلَايَتُهُ فَوْقَ قَدْرِهِ تَكَبَّرَ لَهَا، وَمَنْ كَانَتْ وِلَايَتُهُ دُوْنَ قَدْرِهِ تَوَاضَعَ لَهَا. اَلنَّاسُ فِيْ الْوِلَايَةِ رَجُلَانِ، رَجُلٌ يُجِلُّ الْعَمَلَ بِفَضْلِهِ وَمُرُوْءَتِهِ، وَرَجُلٌ يُجِلُّ بِالْعَمَلِ لِنَقْصِهِ وَدَنَاءَتِهِ، فَمَنْ جَلَّ عَنْ عَمَلِهِ، ازْدَادَ بِهِ تَوَاضُعًا وَبِشْراً، وَمَنْ جَلَّ بِعَمَلِهِ لَبِسَ بِهِ تَجَبُّرًا وَتَكَبُّرًا.
“Barangsiapa jabatannya diatas kadar kemampuannya, dia akan menjadi sombong, dan barang siapa jabatannya dibawah kemampuannya, maka ia akan rendah diri. Manusia dalam jabatan ada dua golongan, Pertama; Seorang yang di hormati karena pekerjaan dan harga dirinya. Kedua; seorang yang menjadi hina karena kerendahan dan keburukan pekerjaannya. Barangsiapa yang terhormat karena etos kerjanya, dia akan bertambah tawaduk dan lebih gembira, dan barangsiapa yang merasa terhormat karena mengandalkan jabatannya, maka ia akan memakai pakaian semena-mena dan takabbur”.1

3. Sifat Lemah Lembut dan Lambat Marah
Diriwayatkan dalam hadis bersumber dari Muhammad Bin Haris al-Hilali : “Suatu hari Jibril AS turun menjumpai Nabi SAW, dan Ia berkata : Hai Muhammad sesungguhnya aku datang kepadamu membawa berita tentang akhlak mulia di dunia dan akhirat : Berilah kemaafan dan serulah kepada yang ma’ruf dan berpalinglah dari orang-orang bodoh”. Telah meriwayatkan Sufyan bin ‘Uyaynah: Sesungguhnya Nabi SAW ketika turun ayat : “Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” (QS. al-A’raf : 199). Bertanya Nabi SAW : “Ya jibril, apakah ini? Jibril menjawab aku tidak tau, saya tanya dulu Yang Maha Mengetahui, kemudian kembali Jibril AS dan berkata : Ya Muhammad sesungguhnya Tuhan-mu memerintahkan-mu untuk menyambung silaturrahim dengan orang yang memutuskan dengan-mu, dan beri orang yang tidak mau memberi-mu, dan engkau maafkan orang yang menzalimi-mu”. Dan diriwayatkan dalam satu hadis : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang lemah-lembut lagi hidup, dan Dia membenci orang yang berlaku kasar dan bengis”. “Barangsiapa siapa yang berperawakan lemah-lembut akan memimpin, dan barangsiapa yang berusaha menambah pemahaman (ilmu) akan bertambah berkat”. Berkata sebagian ahli sastra : “Barangsiapa yang menanam pokok kelemah-lembutan, dia akan memanen pokok perdamaian”.



Sepuluh Motivasi Menjadi Berperawakan Lemah-Lembut
1.   Menunjukkan kasih sayang kepada orang jahil,
2.   Mengabaikan tindakan orang lain walaupun sanggup untuk membalas,
3.   Menghindar dari sebab-sebab amarah,
4.   Menganggap remeh terhadap pelaku keburukan,
5.   Merasa malu untuk menjawab atau mengomentari prilaku buruk,
6.   Memberikan penghargaan kepada tukang caci,
7.   Menahan diri untuk tidak melawannya dengan cacian,
8.   Merasa khawatir atau waspada terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan akibat merespon kejahatan orang lain.
9.   Memberikan penghargaan kepada orang yang sudah pernah berjasa dan
10. Selalu berlaku tenang, jeli melihat situasi dan tidak terpancing untuk menjawab amarah orang lain, pepatah mengatakan : “Marahnya orang bodoh pada ucapannya dan marahnya orang pintar pada perbuatannya”. “Bila engkau diam dihadapan orang jahil, engkau telah memberikan jawaban luas kepadanya”.2

4. Jujur dan Menghindari Berbohong
Telah meriwayatkan Shofwan bin Salim :
قيل للنبي صلى الله عليه وسلم: أيكون المؤمن جبانا؟ قال: نعم، قيل  أيكون بخيلا ؟ قال: نعم، أفيكون كذابا؟ قال: لا
“Ditanya Rasulullah saw, apakah seorang mukmin itu penakut, di jawab Nabi : ya, dan apakah mungkin dia pelit? Di jawab: ya, dan apakah seorang mukmin itu mungkin pembohong? Di jawa: tidak”.
Diriwayatkan dalam suatu hadis : “Telitilah kejujuran walaupun kamu melihatnya disitu ada bahaya, maka sesungguhnya disitu ada keselamatan, dan jauhi kamulah kebohongan walaupun kamu melihat disitu ada keselamatan, sesungguhnya disitu ada keburukan”.

a. Motivasi untuk berlaku jujur :
- Kecerdasan akal,                                 
- Karena agama yang di perpegangi,    
- Karena harga diri,               
- Karena kebenaran
 - Karena menjaga wibawa dan tidak ingin disalahkan.

b. Motivasi untuk berlaku bohong:
- Karena ingin meraut keuntungan besar,
- Karena ingin terhindar dari bahaya,
- Agar ucapannya manis didengar dan ingin dipercaya,
- Untuk mengalahkan lawan-lawannya, dan
- Bohong sudah menjadi kebiasaan yang tidak dapat diubahnya.

                                                                                       
F. CIRI-CIRI PEMBOHONG
1. Mudah menerima arahan dan tidak pandai mengidentifikasi mana yang harus dilakukan atau yang harus diabaikan dari perintah itu,
2. Pendapatnya mudah diragu-ragukan sehingga tidak yakin terhadap pendiriannya,
3. Pendapatnya selalu tidak beralasan,
4. Selalu nampak penakut,
5. Mudah melupakan kebohongan yang sudah pernah dilakukannya.3

5. Menghindari sifat dengki dan persaingan tidak sehat
Ciri-ciri pendengki :
- Sepontan marah jika disebutkan orang yang dianggap menyaingi,
- Selalu melihat kelebihan orang lain sebagai tandingan,
- Enggan mengakui kelebihan orang lain.

Cara menjauhi sifat dengki :
- Mengikuti ajaran agama yang diperpeganginya,
- Selalu menggunakan akal sehat dan memikirkan akibat buruk dari dengki,
- Menghindari perasaan bahwa ada orang lain yang mendengkihinya,
- Merasa bahwa kita tetap butuh kepadanya dan kepada semua orang, dan
- Semua yang dimilikinya dan yang dimiliki orang lain tidak terlepas dari taqdir yang diterima seseorang.
Akibat dari sifat dengki :
- Tukang pendengki selalu merasa sial dalam hidupnya dan badannya akan merasa tersiksa,



1 Imam Abil Hasan Ali Bin Muhammad Bin Habib al-Bashri al Mawardiy, Adab al-Din wa Al-Dunya, Daar al-Fikr, Bairut, 1415 H / 1995 M, h. 172.
2 Ibid., h. 183-191.
3 Ibid., h. 191-197

Sifat dengki akan menjatuhkan harga diri dan hilangnya wibawa, sebab pendengki tak dapat dijadikan ikutan, banyak orang yang akan membencinya, tidak ada yang menyukainya dan banyak musuh, termasuk seburuk-buruk manusia,
- Allah memurkainya, sehingga amalannya sarna dengan sifat dengkinya.4
           
G. KESIMPULAN
Akhlak mulia adalah mutiara indah didalam diri seseorang, jika hilang akhlak mulianya maka telah hilanglah perhiasan dirinya.

Manusia memiliki dua sifat yaitu sifat samawi (fositif) dan ardiyyah (negatif). Untuk menetralisir dua sifat tersebut dalam diri manusia pertama-tama Allah wajibkan atas manusia untuk mentauhidkan dan mengesakan Allah, agar manusia tetap berada pada koridor yang sesuai dengan sifatnya. Tidak sombong atau angkuh sehingga merampas sifat Tuhan, dan juga tidak bertindak hina sehingga merendahkan dirinya lebih rendah dari binatang yang bersifatkan ardhiyyah.

Kedua: Allah wajibkan kepada kita ibadah seperti shalat, puasa, berzakat, haji dan ibadah-ibadah lainnya untuk melatih diri, agar kita termotivasi untuk memilih yang positif, dan pilihan selalu jatuh kepada yang benar, dan dapat mengkerdilkan sifat-sifat negatif yang ada pada diri kita sehingga keinginan lemah untuk memilih yang buruk. Untuk menjadi manusia yang kreatif, inovativ dan berkualitas, dapat dilihat sejauh mana seseorang dapat mengusahakan dan memaksimalkan potensi-potensi dirinya yang sudah tercipta pada dirinya dari semula jadinya. Kemudian bagaimana dia dapat menggunakan akal pikirannya untuk memperoleh kebenaran dan meminimalisasi keinginan hayawaniyahnya melaulu pintu-pintu rahmat Allah, yakni melalaui ibadah kepada-Nya. Semua yang bergerak menuju kebahagian hakiki harus melalui rahmat Allah Swt. Sebagaimana dalam makna hadis yang diriwayatkan Tirmidziy: “Kalian tidak akan masuk sorga dengan sebab amal kamu, disahut sahabat: Apakah Engkau juga ya Rasulallah? Di jawab Nabi SAW: Demikian juga saya, kecuali Allah limpahkan kepadaku Rahmat-Nya”. Demikian juga Rasulullah saw telah menjanjikan tempat yang tinggi bagi orang-orang yang berakhlak mulia, sebagaimana dalam sabdanya: “Sesungguhnya orang yang paling dekat tempat duduknya dengan saya pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya, yang mudah dipergauli dan bersikap lemah lembut dan mudah berteman dengannya”.

Pintu rahmat Allah terbuka melalui pengkuatan akidah tauhid secara mendasar, melalui ibadah-ibadah fardu dengan mengamalkan rukun-rukun Islam yang lima. Dan untuk memperoleh nilai plus dan derajat melalui amalan-amalan sunnah atau nawafil yang tidak diwajibkan.

- - - Selesai - - -



4 Ibid., h. 197-202.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar