Bersyukur Setelah Melakukan Ketaatan
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
(Ketua Umum MUI Kabupaten Asahan)
Sebagaimana hukum-hukum syari’at dan
berbagai ibadah merupakan nikmat-nikmat dari Allah SWT, maka seharusnyalah kita
memuji dan mensyukuriNya. Wahai para hamba Allah yang telah diberi taufiq untuk
berpuasa dan qiyamullail, kalian telah mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, kalian telah menjauhi larangan-larangan-Nya.
Bersyukurlah kepada Allah SWT karena Dia telah memberi petunjuk kepada kalian,
memudahkan kalian untuk berbuat keta’atan dan memilih kalian di antara para
hambaNya. Bersyukurlah kepadaNya dengan mengakui nikmat-nikmatNya seraya
memujinya dengan lidah, menunjukkan rasa kasih sayang dan penyaksian dalam hati
dan menjadikan anggota badan yang ta’at dan tunduk kepadaNya. Ya Allah, segala
puji bagiMu dan rasa syukur kepadaMu, Engkau telah menunjuki kami untuk
mengikuti agama Islam. Dan segala puji bagiMu dan bersyukur kepadaMu atas
nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dalam menyempurnakan puasa dan
shalat qiyamullail.
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [QS al-Baqarah: 185]
Sifat syukur wahai para hamba Allah,
merupakan salah satu sifat ar-Rahman
yang Maha Agung dan Maha Suci Nama-NamaNya. Allah itu Maha Mensyukuri dan
Sangat Mensyukuri kebaikan. Allah
mensyukuri hambaNya, maksudnya, Allah memberi pahala terhadap amal hamba dan
memujinya dengan pujian yang baik. Allah SWT Maha Pemberi kebaikan yang
melimpah, Maha Penyanyang lagi Maha Mulia. Dia mensyukuri amal yang sedikit dan
mengampuni kesalahan yang banyak. Dan salah satu dari Kemuliaan Allah SWT,
Kemurahan dan KaruniaNya adalah Dia tidak akan menyiksa para hambaNya yang
bersyukur.
"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengtahui.” [QS al-Baqarah: 185]
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,
“Dan Allah menamakan diriNya Maha Mensyukuri
dan Sangat Mensyukuri kebaikan dan Dia menamakan orang-orang yang bersyukur
dengan dua nama tersebut, yaitu, bagiaan dari sifat dan namaNya. Cukuplah ini
sebagai tanda kasih sayang dan karunia bagi orang yang bersyukur.”
Sebagaimana bersyukur adalah salah
satu sifat Allah SWT, ia juga merupakan sifat orang-orang yang beriman. Dia
yang patut disyukuri dan dan para hambaNya harus menyembahnya.
"Dan bersyukurlah kamu kepada Allah, jika
benar-benar kepadaNya kamu menyembah.” [QS al-Baqarah: 172]
Bersyukur adalah semulia-mulia dan
setinggi-tinggi ibadah. Ia juga merupakan tujuan agung dari penciptaan makhluk.
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, pengelihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” [QS al-Nahl: 78]
Oleh karena itu, Allah memuji orang
yang bersyukur dan menyebutkannya sebagai hamba pilihan. Allah berfirman
tentang Nabi Nuh as,
"Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah)
yang banyak bersyukur.” [QS al-Isra’: 3]
Dia telah menyeru kaumnya malam dan
siang, dengan cara diam-diam dan terang-terangan selama 950 tahun. Akan tetapi
hanya sedikit yang beriman.
Allah SWT berfirman dalam memuji
kesayangan-Nya, Nabi Ibrahim as, "Sesungguhnya
Nabi Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan). (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah
telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. ” [QS al-Nahl:
120-121]
Adapun Nabi kita, Tuhanku
bershalawat dan mengucapkan salam kepadanya, Maka sesungguhnya dia telah
menerima berbagai tantangan dari kaumnya. Dia adalah seorang hamba yang paling
mensyukuri Tuhannya. Beliau SAW melaksanakan shalat malam hingga kakinya
bengkak. ‘Aisyah r.a. berkata kepadanya,
"Mengapa engkau lakukan seperti ini, bukankah
Allah telah mengampuni dosamu yang dulu maupun yang akan datang? Rasulullah SAW
menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur.” [HR Bukhari dan Muslim]
Setelah selesai perang Uhud,
Rasulullah SAW mengalami luka di badanya dan paman yang dicintainya, Hamzah
r.a. telah gugur dalam medan perang. Banyak di antara para sahabatnya yang
gugur dan mengalami luka parah. Sedangkan Nabi SAW sendiri pada saat itu sudah
sangat keletihan dan menahan rasa sakit. Akan tetapi beliau masih tetap berkata
kepada para sahabatnya:
“Berbarislah kalian,….Aku akan memujiTuhanku.”
Maka para sahabatnyapun berbaris di
belakangnya, lalu Rasulullah SAW berdiri dalam waktu yang lama untuk mensyukuri
dan memuji Tuhannya sebagaimana terdapat dalam Musnad Imam Ahmad.
Sesungguhnya Ridha Allah itu
tercapai dengan bersyukur. Sekecil apapun nikmat yang kita terima, harus tetap
disyukuri. Terdapat dalam Shahih
Muslim bah
"Sesungguhnya
Allah SWT sangat
suka kepada hambaNya
yang mengucapkan (alhamdulililah)
sesudah makan dan minum.”
Ridha yang Maha Perkasa dan Maha
Pengampun merupakan semulia-mulia nikmat
kelak di dalam surga bagi
orang-orang yang bersyukur lagi berbuat baik. Terdapat dalam kita Shahihain bahwa Nabi SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah SWT berkata kepada penghuni
surga: “Wahai penghuni surga.”
Mereka menjawab: Labbaika rabbana wa sa’daika.
Allah
berfirman: “Sudah puaskah kalian
Mereka menjawab: “Bagaimana kami tidak puas,
dan Engkau telah memberi kami yang belum pernah Engkau berikan kepada seorangpun
dari ciptaan-Mu.”
Allah mengatakan: “Maukah Kuberi kalian suatu
yang lebih baik dari itu ?”
Mereka bertanya: “Wahai Tuhan, apakah hal yang
lebih baik itu?”
Allah mengatakan: “Aku berikan keridhaan-Ku
untuk kalian, dan Aku tidak murka kepada kalian selamanya.”
Dan merupakan bagian dari mensyukuri
nikmat pada hari raya adalah menggunakan nikmat Allah pada diri seseorang tanpa
berlebih-lebihan dan menyombongkan diri. Terdapat dalam Musnad Imam Ahmad bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Makanlah, minumlah, bersedekahlah dan
berpakainlah kalian dengan cara tidak sombong dan tidak berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah suka melihat penggunaan nikmatNya pada hambaNya.”
Bertakwa kepada Allah merupakan
syukur nikmat. Jika sesorang bergelimang nikmat, sementara ia lalai dari
mensyukurinya serta terus menerus melakukan maksiat kepada Pemberi nikmat, maka
yang demikian itu adalah istidraj
atau ditarik berangsur-angsur ke arah kebinasaan. Terdapat dalam Musnad Imam Ahmad bahwa Nabi SAW
bersabda
"Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara)
dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan
kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj. Kemudian
Rasulullah SAW membacakan firman Allah, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa.” [QS al-An’am: 44]
Sesungguhnya nikmat-nikmat Allah
itu tidak bisa
dihitung. Allah menganugerahkannya
kepada para hambaNya dan Dia menyeru mereka agar mengingat dan mensyukurinya.
Nikmat yang disyukuri akan tetap. Dan sebaliknya bila diingkari akan lenyap. Siapa
yang bersyukur, niscaya rezekinya akan bertambah.
Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu
memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” [QS Ibrahim: 7]
Setiap nikmat yang diterima
seseorang walaupun sedikit saja akan ditanya pada hari kiamat. Terdapat dalam Sunan Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW
bersabda,
Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba
pertama kali pada hari kiamat kelak adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami
telah memberikan kesehatan pada badanmu dan telah memberikan padamu air yang
menyegarkan?”
Ketahuilah wahai para kaum Muslimin
Setiap nikmat wajib disyukuri.
Syukur itupun adalah nikmat yang memerlukan rasa syukur. Beginilah kondisi
seorang hamba yang selalu berada di antara menerima nikmat Tuhannya dan
mensyukurinya hingga akhirnya ia dikumpulkan bersama orang-orang yang bersyukur.
"Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak
memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya,
mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. Dan Kami cabut
segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka
sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah
menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat
petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang
rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka:
"ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu
kerjakan." [QS al-A’raf: 42-43]
Adapun ibadah tetap yang paling
berdasarkan shahih Bukhari. Nabi Bersabda:
disukai Allah SWT adalah menjaga shalat fardhu dari Abu Hurairah, ia berkata,
Rasulullah SAW
"Sesungguhnya Allah SWT
berfirman, “Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang
kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku
cintai daripada hal- hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak
henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku
mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia
gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat,
menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia
gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan
jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.”
Orang yang beriman wahai para hamba Allah, berpindah dari satu
bentuk ibadah kepada bentuk ibadah yang lain, dari satu ketaatan kepada
ketaatan yang lain, dari mensyukuri sesuatu kemudian mensyukuri yang lain
hingga ia bertemu dengan Tuhannya. Qur’an menyebutkan,
Adapun
salah satu nikmat yang sangat agung yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada
kita di negeri yang barokah ini adalah nikmat keamanan, keselamatan, kesatuan,
kasih sayang dan keharmonisan dengan pemimpin yang selalu kalian mendoakan mereka
dan merekapun selalu mendoakan kalian. Tunduk patuh terhadap mereka dan
merekapun berusaha untuk memberikan kesejahteraan yang optimal. Bersyukurlah
kepada Allah wahai para hamba Allah
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatuakan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara.” [QS Ali ‘Imran: 103]
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang
yang bersyukur kepadaMu, berzikir mengingatMu, merasa takut kepadaMu, patuh
kepadaMU, tunduk khusyu’ kepadaMU dan kembali kepadaMU.
Wahai Tuhan kami terimalah taubat
kami, ampunilah dosa-dosa kami, perkenankanlah doa-doa kami, kuatkan hujjah
kami, tunjukilah hati kami, benarkan perkataan kami dan cabutlah perasaaan
dengki dari hati kami. Ya Allah, bantulah kami dalam mengingatMu, mensyukuri
nikmatMu dan melakukan sebaik-baik ibadah kepadaMU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar