Bertafakkur
Pada Ciptaan Allah SWT
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
(Ketua Umum MUI Kabupaten Asahan)
Bertafakkur dan bertadabbur
merupakan ibadah agung dan amalan hati yang mulia yang sering dilalaikan oleh manusia. Hal-hal yang dapat
meningkatkan keimanan dan keyakinan seseorang adalah memperhatikan ayat-ayat
Allah yang tertulis di dalam kitabNya dan tersebar di jagat raya, bertafakkur
tentang asma' dan sifat-Nya, tentang
kebaikan dan keagunganNya, ilmu dan kekuasaanNya, kekuatan dan hikmahnNya dan
ke-Maha penyantunan Allah SWT terhadap hambaNya. Oleh karena itu, merenungkan
firman Allah merupakan maqasid yang
sangat agung sebab diturunkannya (ayat al-Qur'an).
Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu
penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang
berakal sehat mendapat pelajaran." [QS Shad:
281].
Manusia yang paling besar hidayah
dan paling selamat kesudahan di dunia dan akhirat adalah seseorang yang mencari
petunjuk di dalam kitabullah
"Sungguh, telah datang kepadamu cahaya
dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. Dengan Kitab itulah Allah memberi
petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaanNya ke jalan keselamatan, dan
(dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya dengan izinNya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus." [QS al-Maidah: 15-16]
Seorang mukmin, jika ia membaca ayat
Allah, merenungkan dan menghayatinya serta berusaha untuk mengamalkannya, maka
ia akan mengikuti perintahnya dan menjauhi laranganya, menghalalkan yang halal
dan mengharamkan yang haram, menerapkan ayat-ayat muhkamat (jelas maknanya) dan beriman dengan ayat-ayat mutasyabihat (tidak jelas maknanya),
takut kepada siksa Allah serta mengharap dan ingin mencapai apa yang disukai Allah SWT. Dan jika karakter ini
dimiliki seseorang, maka ia tergolong dari pembaca al-Qur'an dengan bacaan yang
sebenarnya. Dan al-Qur'an akan menjadi saksi, syafaat, pelindung, penghibur dan
bermanfaat bagi dirinya serta sebab tercapainya kebaikan di dunia dan akhirat
kelak.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Tidak
ada yang lebih manfaat bagi seorang hamba dalam kehidupan dunia dan akhiratnya dan lebih dekat kepada keselamatan
daripada tadabbur al-Qur`an dan banyak memikirkan makna dan kandungan ayatnya.
Kandungan makna al-Qur`an senantiasa membangkitkan seorang hamba menuju Allah
dengan janji indah serta memperingatkan dan memberikan rasa takut padanya dari
adzab yang pedih. Tadabbur ini juga menunjukinya dalam kegelapan pemikiran dan
madzhab menuju jalan yang lurus."
Jika al-Qur'an itu adalah sebagai Kitabullah yang tertulis, maka alam
semesta ini adalah sebagai kitabNya yang terpampang. Dan segala sesuatu tunduk
kepada perintah Penciptanya, menyaksikan keesaan, kebesaran dan keagunganNya,
berbicara dengan tanda-tanda ilmu dan hikmahNya serta selalu bertasbih
memujiNya. Allah SWT berfirman,
"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang
ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh,
Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun." [QS al-Isra': 44]
Semakin sering manusia bertafakkur dan merenung, niscaya akan
semakin bertambah ilmu dan rasa takut kepada Allah SWT.
"Tidakkah engkau melihat bahwa Allah
menurunkan air dari langit, lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih
dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan
demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah
Mahaperkasa, Maha Pengampun ." [QS Fathir: 27]
Oleh karena itu, para Nabi dan Rasul
adalah yang paling banyak tafakkur dan merenungkan ciptaan Allah SWT. Allah
berfirman tentang Nabi Ibrahim al-Khalil as,
Dan demikianlah Kami memperlihatkan
kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar
dia termasuk orang-orang yang yakin." [QS al-An'am:75].
Sementara nabi kita saw, beliau senantiasa berkhalwah, merenung dan tafakkur di tahap terakhir sebelum ia diutus sebagaimana Aisyah
ra meriwayatkan tentang cara permulaan wahyu turun seraya berkata, "Kemudian beliau terilhami untuk menyendiri.
Beliau biasanya menyendiri ke gua
Hira. Beliau menyendiri untuk beribadah dalam gua tersebut selama beberapa hari
sebelum beliau kembali menemui keluarganya. Dan beliau biasanya telah
menyiapkan bekal untuk itu. Kemudian beliau kembali menemui Khadijah untuk
menyediakan bekal beribadah di gua Hira seperti biasanya." [HR Bukhari
dan Muslim]
Dan Nabi
saw selalu bertafakkur tentang ayat-ayat dan nikmat-nikmat Allah sampai- sampai
Beliau berkata:
"Wahai Aisyah,
biarkanlah aku beribadah kepada Tuhanku malam ini." Aku menjawab, 'demi Allah, sungguh aku sangat senang berdekatan
denganmu dan senang dengan sesuatu yang membuatmu bahagia.' Maka Nabipun
berdiri dan bersuci lalu beliau shalat sambil menangis. Kemudian Rasulullah
bersabda dalam dialognya dengan Aisyah ra, "Sungguh ayat diturunkan
kepadaku malam ini, celaka orang yang membacanya dan tidak
merenungkannya." "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal." [QS Ali Imran: 190] [HR Ibnu Hibban]
Begitu juga dengan para sahabat dan tabiin radiyallahu 'anhum. Ibnu Abbas ra berkata, "Sholat dua rakaat ringan dengan perenungan
lebih baik daripada bangun malam semalam suntuk sedang hatinya lalai."
Ketika Ummu Darda' ra ditanyakan
tentang ibadah Abu Darda' ra yang paling utama, lalu ia menjawab, "Tafakkur dan mengambil iktibar."
Hasan Bashri rahimahullah berkata, "Bertafakkur
satu jam lebih baik daripada qiyamul-lail semalam penuh."
Allah SWT
memerintahkan kita dalam kitabNya di beberapa tempat agar memperhatikan langit
dan bumi sebagi seruan dalam mengambil iktibar dan celaan bagi orang-orang yang
lalai. Allah berfirman dalam surah Yunus.
ﱠ
"Katakanlah, “Perhatikanlah apa
yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran
Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak
beriman." [QS Yunus: 101]
Allah berfirman dalam surah al-A'raf,
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan
kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan
telah dekatnya waktu (kebinasaan) mereka? Lalu berita mana lagi setelah ini
yang akan mereka percayai?" [QS al-A'raf: 185]
Maka sebaiknyalah kita bertafakkur
–wahai para hamba Allah- tentang kebesaran dan keluasan alam semesta, orbit
langit, tempat terbit dan gugurnya bintang-bintang, gunung-gunung yang
menjulang tinggi, lautan yang dalam dan padang pasir yang tandus. Siapa yang bertadabbur tentang yang demikian itu,
maka ia akan mengetahui kehinaan, kelemahan dan kekurangan daya upaya dirinya. Dan akan lenyaplah keangkuhan serta
muncullah rasa rendah diri. Alangkah benarnya firman Allah SWT,
"Dan janganlah berjalan di bumi dengan
angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan
diri." [QS Luqman: 18]
Allah berfirman, "Sungguh, penciptaan langit dan bumi
itu lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui." [QS Ghafir: 57]
Begitu jugalah
halnya dengan manusia, Jika ia memikirkan kondisi dan asal kejadiannya yang
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut, kemudian ia melalui
tahapan yang berbeda sampai mencapai kesempurnaan, lalu Allah SWT membentuk
pendengaran dan pengelihatannya, maka ia akan mengetahui kelemahan dirinya di
sisi Allah SWT dan mengakui karunia yang dianugerahkan kepadanya.
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya
makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik."
[QS al-Mukminun: 12-14]
"Wahai manusia! Apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia, yang
telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun
tubuhmu." [QS al-Infithar: 6-8]
Wahai
hamba Allah, Dan bagian dari tafakkur
terpuji adalah merenungkan dan bertadabbur
tentang kondisi dunia yang amat cepat lenyap, fitnahnya yang sangat besar, fenomena yang sering muncul, fluktuasi
hari-harinya, kesulitan dan kesusahan berkompetisi dalam memperebutkannya.
Orang yang megejarnya tidak akan lepas dari kesengsaraan sebelum tercapai,
kesengsaraan pada saat mencapainya dan kesedihan dan kesusahan setelah
kehilangannya. Siapa yang merenungkannya, maka hatinya tidak akan terpaut
kepada dunia. Sebaliknya, ia akan memikirkan kedatangan dan abadinya hari
akhirat dan tentang kebaikan dan kegembiraan yang besar pada saat itu. Dan ia
akan bersungguh-sungguh untuk mencapai ridha Tuhannya karena ia menyakini bahwa
apa yang terdapat di sisi Allah itulah yang lebih baik dan abadi.
Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah
tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang
dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan berhias) dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. " [QS Yunus: 24]
Yang dimaksud dengan tafakkur tentang ciptaan-ciptaan Allah
adalah tafakkur dan renungan yang
menuntun seorang hamba untuk taat, berserah diri dan tunduk kepada Tuhan
semesta alam. Dalam hal ini, Sulaiman ad-Darani rahimahullah berkata,
"Sungguhnya aku keluar dari rumahku,
pandanganku tidak melihat sesuatu kecuali aku memperhatikan nikmat Allah yang
dianugerahkan kepadaku dan itu merupakan ibrah bagiku." Yang demikian
itu sangat jelas dan nyata sesuai
petunjuk Rasulullah SAW sebagaimana terdapat dalam shahih Muslim. Ibnu
Abbas ra meriwayatkan bahwa ia
menginap di rumah Nabi SAW pada suatu malam. Maka Rasulullah SAW bangun di
akhir malam dan keluar, lalu beliau melihat di langit seraya membaca ayat ini
pada surah Ali Imran:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia -sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." [QS ali Imran: 190-191]
Kemudian beliau pulang ke rumah,
lalu bersiwak, berwudhu dan berdiri shalat. Setelah itu beliau berbaring,
kemudian berdiri keluar melihat langit lalu membaca ayat ini lagi. Kemudian
beliau kembali bersiwak dan wudhu, lalu berdiri melaksanakan shalat."
Dalam hal ini, Rasulullah SAW
menggabungkan dua ibadah sekaligus, yaitu tafakkur
dan shalat yang merupakan ibadah renungan dan praktikal. Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Disunnahkan membacanya saat bangun tidur
sambil melihat langit karena terdapat pada yang demikian itu tadabbur yang agung. Dan jika tidur, bangun dan keluarnya
terulang, maka tetap disarankan membaca ayat ini sebagaimana terdapat dalam
hadits wallahu subhanah wa ta'ala a'lam."
Ketahuilah -wahai orang yang
beriman- bahwa Allah SWT memerintahkan sesuatu hal yang mulia dan Dia sendiri
yang memulainya lebih dulu. Allah berfirman,
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya." [QS al-Ahzab: 56]
titanium screws - Titanium Art - Kit - TITIAN LINDINGS
BalasHapusThis titanium fitness is apple watch titanium vs aluminum a solid titanium road bike metal piece that titanium price is made of titanium. Use the 3-piece aluminum titanium undertaker handle to anchor the 2" x 3" x 1" slots. The
zh818 replica handbags,fake designer bags,replica handbags,replica bags designe,replica handbags,louisvuittonfakebag,fake bags,replicabagsnow,replica handbags fc423
BalasHapus