Hikmah
dan Iktibar dari Pergantian Musim
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
(Ketua Umum MUI Kabupaten Asahan)
Pergantian musim dan waktu serta perputaran siang dan malam adalah ibrah
bagi hamba yang ingin mengambil pelajaran atau hamba yang ingin bersyukur.
Sepantasnyalah bagi orang yang mempunyai akal fikiran untuk merenungkan,
intropeksi diri dan mengingat hal-hal yang akan dihadapi kelak. Berapa banyak
langkah terhenti dan waktu terbuang tanpa disadari dan tanpa diingat.
"Dan Dia (pula) yang menjadikan
malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau
yang ingin bersyukur." [QS al-Furqan: 62]
Mari kita berfikir bahwa waktu itu adalah nafas yang tidak akan
kembali. Barangsiapa yang lalai daripadanya, maka masanya akan terbuang,
kehilangan sesuatu yang agung dan penyesalan yang berkepanjangan. Jika seorang
mengetahui nilai waktu yang tersia-siakan, niscaya ia akan memohon agar waktu
itu dikembalikan. Akan tetapi halangan telah membendungnya dengan pengembalian
waktu.
Manusia adalah seorang pengendera di
pundak usianya, Dalam perjalanan yang akan
berakhir dalam hitungan hari dan bulan, Malam
tidur dan siang bangun, Semakin
menjauh dari dunia dan mendekati akhirat,
Pada saat ini, langit sudah mulai mendung,
angin bertiup dengan kencangnya, udara dingin menerpa tubuh kita dengan
sengatannya dan musim dingin sudah mulai meyelimuti kita. Keadaan ini membuat
kita untuk mengambil pelajaran, iktibar
dan mengingat zamharir (hawa digin)
api neraka sebagaimana terdapat dalam hadits shahihain dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Nereka mengadu kepada Tuhannya, lalu ia
berkata: Ya Tuhanku, bagian tubuhku saling memakan antara satu dan yang
lainnya, maka Allah memberikannya dua nafas; Satu nafas di musim dingin dan
satu nafas di musim panas. Maka kalian mendapati panas yang sangat luar biasa
dari teriknya (yang amat panas) dan kalian mendapati dingin yang sangat luar
biasa dari udaranya (yang amat dingin)."
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Apa saja yang dibinasakan dengan sebab hawa dingin adalah bagian dari nafas neraka
Jahannam dan apa saja yang dibinasakan dengan sebab hawa panas adalah bagian
dari nafas Jahannam."
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Segala
yang ada di dunia ini adalah tanda dan mengingatkan
seseorang akan hari akhirat. Hawa pada musim panas mengingatkan panasnya api
neraka dan itu adalah angin panas neraka. Hawa pada musim dingin mengingatkan
zamharir dan dinginnya neraka."
Di antara hikmah musim dingin adalah
mengingatkan zamharir neraka dan
diwajibkan bagi seseorang berlindung dari dinginnya neraka, semoga Allah SWT
melindungi kita dan orang tua kita semua dari zamharir neraka dengan berkat karunia dan kebaikanNya. Imam Ahmad
meriwayatkan dalam kitab Musnad dan
Imam al-Baihaqi dalam kitab Syu'abul Iman
dari hadits Abu Said al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabada,
"Musim dingin seperti musim semi bagi orang beriman. Siangnya begitu
singkat, maka ia gunakan untuk
berpuasa, dan malamnya begitu panjang, maka ia gunakan untuk shalat malam."
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Musim
dingin dinamakan musim semi orang beriman
karena kesempatan untuk beribadah, melakukan ketaatan dan mensucikan hatinya dengan amalan-amalan
yang dimudahkan pada saat itu."
Imam al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari hadits Jabir dan Anas radiyallahu 'anhuma bahwa Nabi saw bersabda,
"Puasa di musim dingin adalah harta ghanimah yang dingin (diperoleh
tanpa melalui pertempuran)."
Sebagian Ulama berkata, "Adapun sebab harta rampasan ini disebutkan
harta yang dingin adalah harta
ghanimah berasal dari kalangan musuh
yang tidak diperoleh kecuali dengan menyalakan api pertempuran. Sementara
ghanimah ini diperoleh tanpa melalui peperangan dan pertempuran."
Sahabat-sahabat Rasulullah SAW
sangat gembira dengan tibanya musim dingin karena kebahagiaan beribadah dan
berbuat ketaatan yang mereka nikmati pada saat itu. Ibnu Mas'ud r.a berkata,
"Selamat datang musim dingin yang
penuh dengan keberkatan, malamnya begitu panjang untuk shalat malam dan siangnya begitu singkat untuk berpuasa."
Muaz bin Jabal r.a menangis ketika
menjelang kematiannya seraya berkata, "Sungguhnya
aku menangis karena puasa di siang hari, shalat malam di musim dingin dan menghadiri majelis Ulama."
Betapa seringnya muncul musim dingin disusul musim panas,
Musim semi berlalu dan musim gugur pun tiba,
Berpindah dari hawa panas menuju hawa dingin,
Sementara pedang kematian selalu terhunus,
Wahai yang hidup di dunia ini hanya sementara,
Sampai kapan engkau tertipu dengan menunda-nunda.
Imam Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata, "Manusia harus mengetahui kemuliaan dan nilai waktunya supaya ia tidak
menyia-nyiakannya kecuali untuk mendekatkan diri (kepada Allah)."
Hal ini sejalan dengan petunjuk Nabi
saw waktu beliau adalah contoh yang terbaik untuk diikuti dan begitu juga
dengan waktu istirahatnya yang seimbang, pertengahan, mulia dan sempurna.
Beliau saw adalah manusia yang paling teguh dan lembut serta paling sempurna
rasa kasih sayangnya. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah
berkata, "Seandainya waktu semuanya hanya satu musim saja, niscaya akan
hilang fungsi musim-musim yang lain. Dan seandainya musim panas sepanjang
tahun, niscaya akan hilang fungsi musim dingin dan begitu juga sebaliknya. Saat
musim dingin, hawa panas tersimpan dalam gua-gua, perut bumi dan gunung gunung
yang akan menghasilkan buah-buahan dan lain-lain. Sementara hawa dingin berada
di permukaaan yang menyebabkan gumpalan awan, hujan, salju sebagi sarana
kehidupan bagi penduduk bumi.
Dalam musim dingin, terdapat
sebagian hukum-hukum fikih khusus yang dibutuhkan oleh orang Islam. diwajibkan
bagi orang Islam untuk memahaminya agar beribadah kepada Allah SWT sesuai
dengan dalil yang nyata. Sebagai contoh adalah syariat mengusap kedua khuf saat
berwudhu bagi orang yang mukim selama satu hari satu malam dan bagi yang dalam
perjalanan selama tiga hari tiga malam. Nabi saw berkata kepada Mughirah bin
Syu'bah r.a yang hendak melepaskan kedua khuf Rasulullah, beliau berkata,
"Biarkan, sesungguhnya aku memakainya
dalam keadaan suci." [HR Bukhari dan Muslim]
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Tujuh puluh sahabat Nabi SAW meriwayatkan kepadaku bahwa Rasulullah SAW
mengusap kedua khuf." Hal ini merupakan toleransi Islam dan kemudahan bagi manusia.
Adapun contoh kemudahan yang
bekaitan juga dengan musim dingin dan saat cuaca sangat dingin adalah menjamak
di antara dua shalat ketika hujan lebat turun atau angin kencang berhembus dan
sebab-sebab yang lain. Akan tetapi menjamak shalat tergantung pada syarat dan
kondisi tertentu, seperti terjadinya sesuatu yang akan memberatkan manusia jika
hal itu ditinggalkan disebabkan turunnya hujan lebat, terjadi banjir, angin
ribut dan jalanan penuh lumpur.
Dan contoh lain adalah sebagaian
sahabat mengerjakan shalat dalam keadaan menyelubungi hidung dan mulut.
"Maka Rasulullah saw melarang seseorang menutup mulutnya pada waktu
shalat." [HR Abu Daud dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih]
Ketika seorang berselimut dan
berselubung dengan pakaian musim dingin, maka ia akan teringat dengan
orang-orang fakir, miskin, janda-janda, anak-anak yatim yang membutuhkan
bantuan dan pertolongan. Dan teringat kepada saudar-suadara kita di berbagai
belahan dunia yang sedang menderita akibat cuaca, salju dan perbekalan minim.
Mereka berada di kemah-kemah pengungsian atau di tanah lapang dengan
berlantaikan tanah dan beratapkan langit. Hawa yang luar biasa dingin menerpa
tubuh saudara kita yang sedang mencari perlindungan, mengungsi dan diusir dari
rumah-rumah mereka yang sudah dihancurkan di Pelestina, Syria, Myanmar,
Rohingya dan di tempat-tempat lain.
"Orang-orang yang diusir dari kampung
halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, "Tuhan
kami ialah Allah." [QS al-Hajj: 40]
Sepantasnyalah kita turut bersedih dan selalu mendoakan mereka.
Sebagai rasa peduli, di kerajaan ini telah didirikan badan bantuan khusus, yaitu
Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman. Dan kita mengutuk keras tindakan yang
menghalangi sampainya bantuan kepada orang-orang yang berhak untuk menerimanya.
Pada saat musim dingin, Allah SWT
menganugerahkan kepada kita hujan yang sering turun dan curah air hujan yang
terus-menerus untuk menolong manusia, mengairi bukit-bukit dan gunung-gunung
serta menghidupkan tumbuh-tumbuhan dan binatang ternak. Dalam kesempatan ini,
kita mengingatkan semua agar menjaga keselamatan dari bahaya hujan deras,
banjir, lembah-lembah dan jalan-jalan di antara bukit yang rentan banjir dan
genangan air. Semoga kita selamat berkat kurnia dan pertolongan Allah SWT.
Hujan
berperan sebagai penulis dan alam semesta garis yang melintang,
Curahan
air hujan yang deras sebagai lembaran tulisan,
Maka
lihatlah indahnya hikmah yang ditunjukkan.
Oleh
Tuhan Yang Maha pemberi rezki bagi segenap insan.
Hal ini semua menganjurkan orang
Islam yang cerdas, cerdik, tangkas lagi tajam pikiran agar merenung dan
mengambil pelajaran dari indahnya ciptaan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun, hikmah pergantian musim sepanjang tahun serta perputaran waktu yang
terus-menerus. Allah SWT Yang Maha Mengetahui berfirman:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang yang berakal." [QS Ali Imran: 190]
Rasulullah SAW bersabda: Celakalah orang yang membacanya, tetapi ia
tidak merenungkan kandungan maknanya." [HR Ibnu Hibban dalam kitab Shahih
Pujian bagi Allah SWT yang telah
menjadikan pergantian musim sepanjang tahunsebagai tanda kebesaranNya yang
agung dan peringatan akan hari akhirat. Orang beriman selalu bertafakkur dan mengambil iktibar sehingga tercapai kualitas ihsan (seolah-olah melihat Allah) dalam beribadah. Begitu juga dengan
generasi Salafus shaleh, mereka merenungkan hikmah yang terkandung dalam ayat
ini dengan sebenar-benar renungan sehingga mereka menggapai keutamaan yang
tidak miliki generasi lain.
Allah mempergantikan malam dan
siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)." [QS an-Nur44].
Bertakwalah kepada Allah wahai para hamba Allah, mendekatkan
dirilah kepada Tuhan kalian dengan mengambil pelajaran tentang pergantian musim
dan waktu dalam mencapai tujuan, harapan dan kebaikan di dunia dan akhirat. Apabila
musim dingin yang indah telah berakhir, maka muncullah kesuburan dan musim semi.
"Dan sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami
turunkan hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah)
yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu." [QS Ali Imran: 190]
Datanglah musim semi yang berseri-seri berlagak ketawa,
Dengan keindahan dan hampir saja ia berbicara,
Aku sudah tiba, maka terlihat kegembiraan pandangan,
Menuju kepadanya tak ubahnya seperti pancaran kilauan hiasan.
Sebagian di antara Salafus shalih radiyallahu 'anhum berangkat ke pasar di
musim subur tanam-tanaman dan buah-buahan untuk memandang dan mengambil
pelajaran, lalu memohon surga kepada Allah SWT. Pada saat musim semi, kelihatan
bekas-bekas turunnya hujan, pepohonan yang rindang dan keindahan bumi yang
mempesona, seolah-olah musim semi menyulam pakaian berbunga dan membentuk
hiasan cahaya. Imam Ibnu Qayyim berkata, "Musim yang paling selamat adalah musim semi karena pada saat itu
penyakit berkurang, jiwa dan raga
semakin sehat."
Hal ini semua sebagai anjuran bagi
orang yang beriman agar selalu mensyukuri nikmat dan terus bersungguh-sungguh
dalam memohon surga dengan mengerjakan amal keabaikan. Musim semi adalah awal
dari segala waktu dan pendahuluan dari keriangan dan semerbak yang berbau
harum.
Tidaklah masa itu kecuali musim semi yang
bersinar
Dengan kedatangannya muncullah kembang dan cahaya
Maka bersungguh-sungguhlah wahai
hamba Allah dalam mensyukuri segala anugerah dan nikmat agar ia tetap dan
langgeng. Dan jangan biarkan hati dan diri kalian lalai dan lengah pada musim
ini. Tetapi jadikanlah ia sebagai kesempatan untuk mengambil iktibar dan peringatan dalam mencapai
ridha Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun.
Akhirnya, ucapkanlah shalawat dan
salam rahimakumullah kepada makhluk
termulia, bulan purnama yang terang-benderang menghiasi bintang-bintang yang
berdampingan dan bersinar, dengan shalawat yang penuh aroma dan wewangian
sebagimana Pemilik keagungan dan kemulian memerintahkan kalian di dalam
kitabNya yang sangat baik susunan dan aturannya. Allah berfirman dengan
perkataan yang mulia,
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." [QS
al-Ahzab: 56]
Allah SWT dan para raja bershalawat
bersama-sama
Untuk penyeru manusia ke jalan kebaikan
Dan untuk keluarganya yang mulia, pujian bagi mereka
Dari cahaya hati dengan goresan tinta yang tersurat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar