Selasa, 16 Juli 2019

Hikmah dan Iktibar dari Pergantian Musim


Hikmah dan Iktibar dari Pergantian Musim
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
(Ketua Umum MUI Kabupaten Asahan)



Pergantian musim dan waktu serta perputaran siang dan malam adalah ibrah bagi hamba yang ingin mengambil pelajaran atau hamba yang ingin bersyukur. Sepantasnyalah bagi orang yang mempunyai akal fikiran untuk merenungkan, intropeksi diri dan mengingat hal-hal yang akan dihadapi kelak. Berapa banyak langkah terhenti dan waktu terbuang tanpa disadari dan tanpa diingat.

"Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur." [QS al-Furqan: 62]

Mari kita berfikir bahwa waktu itu adalah nafas yang tidak akan kembali. Barangsiapa yang lalai daripadanya, maka masanya akan terbuang, kehilangan sesuatu yang agung dan penyesalan yang berkepanjangan. Jika seorang mengetahui nilai waktu yang tersia-siakan, niscaya ia akan memohon agar waktu itu dikembalikan. Akan tetapi halangan telah membendungnya dengan pengembalian waktu.

Manusia adalah seorang pengendera di pundak usianya, Dalam perjalanan yang akan berakhir dalam hitungan hari dan bulan, Malam tidur dan siang bangun, Semakin menjauh dari dunia dan mendekati akhirat,

Pada saat ini, langit sudah mulai mendung, angin bertiup dengan kencangnya, udara dingin menerpa tubuh kita dengan sengatannya dan musim dingin sudah mulai meyelimuti kita. Keadaan ini membuat kita untuk mengambil pelajaran, iktibar dan mengingat zamharir (hawa digin) api neraka sebagaimana terdapat dalam hadits shahihain dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Nereka mengadu kepada Tuhannya, lalu ia berkata: Ya Tuhanku, bagian tubuhku saling memakan antara satu dan yang lainnya, maka Allah memberikannya dua nafas; Satu nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas. Maka kalian mendapati panas yang sangat luar biasa dari teriknya (yang amat panas) dan kalian mendapati dingin yang sangat luar biasa dari udaranya (yang amat dingin)."


Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Apa saja yang dibinasakan dengan sebab hawa dingin adalah bagian dari nafas neraka Jahannam dan apa saja yang dibinasakan dengan sebab hawa panas adalah bagian dari nafas Jahannam."

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Segala yang ada di dunia ini adalah tanda dan mengingatkan seseorang akan hari akhirat. Hawa pada musim panas mengingatkan panasnya api neraka dan itu adalah angin panas neraka. Hawa pada musim dingin mengingatkan zamharir dan dinginnya neraka."

Di antara hikmah musim dingin adalah mengingatkan zamharir neraka dan diwajibkan bagi seseorang berlindung dari dinginnya neraka, semoga Allah SWT melindungi kita dan orang tua kita semua dari zamharir neraka dengan berkat karunia dan kebaikanNya. Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitab Musnad dan Imam al-Baihaqi dalam kitab Syu'abul Iman dari hadits Abu Said al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabada,

"Musim dingin seperti musim semi bagi orang beriman. Siangnya begitu singkat, maka ia gunakan untuk berpuasa, dan malamnya begitu panjang, maka ia gunakan untuk shalat malam."

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Musim dingin dinamakan musim semi orang beriman karena kesempatan untuk beribadah, melakukan ketaatan dan mensucikan hatinya dengan amalan-amalan yang dimudahkan pada saat itu."

Imam al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari hadits Jabir dan Anas radiyallahu 'anhuma bahwa Nabi saw bersabda,
"Puasa di musim dingin adalah harta ghanimah yang dingin (diperoleh tanpa melalui pertempuran)."

Sebagian Ulama berkata, "Adapun sebab harta rampasan ini disebutkan harta yang dingin adalah harta ghanimah berasal  dari kalangan musuh yang tidak diperoleh kecuali dengan menyalakan api pertempuran. Sementara ghanimah ini diperoleh tanpa melalui peperangan dan pertempuran."

Sahabat-sahabat Rasulullah SAW sangat gembira dengan tibanya musim dingin karena kebahagiaan beribadah dan berbuat ketaatan yang mereka nikmati pada saat itu. Ibnu Mas'ud r.a berkata, "Selamat datang musim dingin yang penuh dengan keberkatan, malamnya begitu panjang untuk shalat malam dan siangnya begitu singkat untuk berpuasa."

Muaz bin Jabal r.a menangis ketika menjelang kematiannya seraya berkata, "Sungguhnya aku menangis karena puasa di siang hari, shalat malam di musim dingin dan menghadiri majelis Ulama."

Betapa seringnya muncul musim dingin disusul musim panas,
Musim semi berlalu dan musim gugur pun tiba,
Berpindah dari hawa panas menuju hawa dingin,
Sementara pedang kematian selalu terhunus,
Wahai yang hidup di dunia ini hanya sementara,
Sampai kapan engkau tertipu dengan menunda-nunda.

Imam Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata, "Manusia harus mengetahui kemuliaan dan nilai waktunya supaya ia tidak menyia-nyiakannya kecuali untuk mendekatkan diri (kepada Allah)."

Hal ini sejalan dengan petunjuk Nabi saw waktu beliau adalah contoh yang terbaik untuk diikuti dan begitu juga dengan waktu istirahatnya yang seimbang, pertengahan, mulia dan sempurna. Beliau saw adalah manusia yang paling teguh dan lembut serta paling sempurna rasa kasih sayangnya. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Seandainya waktu semuanya hanya satu musim saja, niscaya akan hilang fungsi musim-musim yang lain. Dan seandainya musim panas sepanjang tahun, niscaya akan hilang fungsi musim dingin dan begitu juga sebaliknya. Saat musim dingin, hawa panas tersimpan dalam gua-gua, perut bumi dan gunung gunung yang akan menghasilkan buah-buahan dan lain-lain. Sementara hawa dingin berada di permukaaan yang menyebabkan gumpalan awan, hujan, salju sebagi sarana kehidupan bagi penduduk bumi.

Dalam musim dingin, terdapat sebagian hukum-hukum fikih khusus yang dibutuhkan oleh orang Islam. diwajibkan bagi orang Islam untuk memahaminya agar beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan dalil yang nyata. Sebagai contoh adalah syariat mengusap kedua khuf saat berwudhu bagi orang yang mukim selama satu hari satu malam dan bagi yang dalam perjalanan selama tiga hari tiga malam. Nabi saw berkata kepada Mughirah bin Syu'bah r.a yang hendak melepaskan kedua khuf Rasulullah, beliau berkata,
"Biarkan, sesungguhnya aku memakainya dalam keadaan suci." [HR Bukhari dan Muslim]

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Tujuh puluh sahabat Nabi SAW meriwayatkan kepadaku bahwa Rasulullah SAW mengusap kedua khuf." Hal ini merupakan toleransi Islam dan kemudahan bagi manusia.

Adapun contoh kemudahan yang bekaitan juga dengan musim dingin dan saat cuaca sangat dingin adalah menjamak di antara dua shalat ketika hujan lebat turun atau angin kencang berhembus dan sebab-sebab yang lain. Akan tetapi menjamak shalat tergantung pada syarat dan kondisi tertentu, seperti terjadinya sesuatu yang akan memberatkan manusia jika hal itu ditinggalkan disebabkan turunnya hujan lebat, terjadi banjir, angin ribut dan jalanan penuh lumpur.

Dan contoh lain adalah sebagaian sahabat mengerjakan shalat dalam keadaan menyelubungi hidung dan mulut. "Maka Rasulullah saw melarang seseorang menutup mulutnya pada waktu shalat." [HR Abu Daud dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih]
Ketika seorang berselimut dan berselubung dengan pakaian musim dingin, maka ia akan teringat dengan orang-orang fakir, miskin, janda-janda, anak-anak yatim yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Dan teringat kepada saudar-suadara kita di berbagai belahan dunia yang sedang menderita akibat cuaca, salju dan perbekalan minim. Mereka berada di kemah-kemah pengungsian atau di tanah lapang dengan berlantaikan tanah dan beratapkan langit. Hawa yang luar biasa dingin menerpa tubuh saudara kita yang sedang mencari perlindungan, mengungsi dan diusir dari rumah-rumah mereka yang sudah dihancurkan di Pelestina, Syria, Myanmar, Rohingya dan di tempat-tempat lain.
"Orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." [QS al-Hajj: 40]
Sepantasnyalah kita turut bersedih dan selalu mendoakan mereka. Sebagai rasa peduli, di kerajaan ini telah didirikan badan bantuan khusus, yaitu Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman. Dan kita mengutuk keras tindakan yang menghalangi sampainya bantuan kepada orang-orang yang berhak untuk menerimanya.

Pada saat musim dingin, Allah SWT menganugerahkan kepada kita hujan yang sering turun dan curah air hujan yang terus-menerus untuk menolong manusia, mengairi bukit-bukit dan gunung-gunung serta menghidupkan tumbuh-tumbuhan dan binatang ternak. Dalam kesempatan ini, kita mengingatkan semua agar menjaga keselamatan dari bahaya hujan deras, banjir, lembah-lembah dan jalan-jalan di antara bukit yang rentan banjir dan genangan air. Semoga kita selamat berkat kurnia dan pertolongan Allah SWT.

Hujan berperan sebagai penulis dan alam semesta garis yang melintang,
Curahan air hujan yang deras sebagai lembaran tulisan,
Maka lihatlah indahnya hikmah yang ditunjukkan.
Oleh Tuhan Yang Maha pemberi rezki bagi segenap insan.

Hal ini semua menganjurkan orang Islam yang cerdas, cerdik, tangkas lagi tajam pikiran agar merenung dan mengambil pelajaran dari indahnya ciptaan Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, hikmah pergantian musim sepanjang tahun serta perputaran waktu yang terus-menerus. Allah SWT Yang Maha Mengetahui berfirman:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." [QS Ali Imran: 190]

Rasulullah SAW bersabda: Celakalah orang yang membacanya, tetapi ia tidak merenungkan kandungan maknanya." [HR Ibnu Hibban dalam kitab Shahih

Pujian bagi Allah SWT yang telah menjadikan pergantian musim sepanjang tahunsebagai tanda kebesaranNya yang agung dan peringatan akan hari akhirat. Orang beriman selalu bertafakkur dan mengambil iktibar sehingga tercapai kualitas ihsan (seolah-olah melihat Allah) dalam beribadah. Begitu juga dengan generasi Salafus shaleh, mereka merenungkan hikmah yang terkandung dalam ayat ini dengan sebenar-benar renungan sehingga mereka menggapai keutamaan yang tidak miliki generasi lain.

Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)." [QS an-Nur44].

Bertakwalah kepada Allah wahai para hamba Allah, mendekatkan dirilah kepada Tuhan kalian dengan mengambil pelajaran tentang pergantian musim dan waktu dalam mencapai tujuan, harapan dan kebaikan di dunia dan akhirat. Apabila musim dingin yang indah telah berakhir, maka muncullah kesuburan dan musim semi.

"Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." [QS Ali Imran: 190]

Datanglah musim semi yang berseri-seri berlagak ketawa,
Dengan keindahan dan hampir saja ia berbicara,
Aku sudah tiba, maka terlihat kegembiraan pandangan,
Menuju kepadanya tak ubahnya seperti pancaran kilauan hiasan.

Sebagian di antara Salafus shalih radiyallahu 'anhum berangkat ke pasar di musim subur tanam-tanaman dan buah-buahan untuk memandang dan mengambil pelajaran, lalu memohon surga kepada Allah SWT. Pada saat musim semi, kelihatan bekas-bekas turunnya hujan, pepohonan yang rindang dan keindahan bumi yang mempesona, seolah-olah musim semi menyulam pakaian berbunga dan membentuk hiasan cahaya. Imam Ibnu Qayyim berkata, "Musim yang paling selamat adalah musim semi karena pada saat itu penyakit berkurang, jiwa dan raga semakin sehat."

Hal ini semua sebagai anjuran bagi orang yang beriman agar selalu mensyukuri nikmat dan terus bersungguh-sungguh dalam memohon surga dengan mengerjakan amal keabaikan. Musim semi adalah awal dari segala waktu dan pendahuluan dari keriangan dan semerbak yang berbau harum.

Tidaklah masa itu kecuali musim semi yang bersinar
Dengan kedatangannya muncullah kembang dan cahaya

Maka bersungguh-sungguhlah wahai hamba Allah dalam mensyukuri segala anugerah dan nikmat agar ia tetap dan langgeng. Dan jangan biarkan hati dan diri kalian lalai dan lengah pada musim ini. Tetapi jadikanlah ia sebagai kesempatan untuk mengambil iktibar dan peringatan dalam mencapai ridha Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun.

Akhirnya, ucapkanlah shalawat dan salam rahimakumullah kepada makhluk termulia, bulan purnama yang terang-benderang menghiasi bintang-bintang yang berdampingan dan bersinar, dengan shalawat yang penuh aroma dan wewangian sebagimana Pemilik keagungan dan kemulian memerintahkan kalian di dalam kitabNya yang sangat baik susunan dan aturannya. Allah berfirman dengan perkataan yang mulia,

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." [QS al-Ahzab: 56]

Allah SWT dan para raja bershalawat bersama-sama
Untuk penyeru manusia ke jalan kebaikan
Dan untuk keluarganya yang mulia, pujian bagi mereka
Dari cahaya hati dengan goresan tinta yang tersurat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar