Selasa, 16 Juli 2019

Keagungan dan Fungsi Bahasa Arab


Keagungan dan Fungsi Bahasa Arab
Oleh : H. Salman Abdullah Tanjung, MA
(Ketua Umum MUI Kabupaten Asahan)


Kemajuan masyarakat Islam Arab dan kejelasan jati dirinya terletak pada kebanggaan terhadap agamanya dan berpegang teguh dengan bahasanya. Agama dan bahasa seseorang merupakan dua dasar penting dalam menentukan afiliasi sebenarnya, agama adalah hatinya, sedangkan bahasa adalah lisannya. Manakala lisan itu sebagai penyambung hati, maka bahasa adalah cabang dari agama yang terbentuk dari Qur'an dengan bahasa arab yang jelas dan Sunnah orang yang paling fasih mengucapkan bahasa Arab, pemimpin para Nabi saw. Sesuatu yang sudah dimaklumi bahwa tidak ada bangsa tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa bangsa. Adapun kemuliaan bahasa Arab dibandingkan bahasa lain adalah bahasa al-Qur'an dengan bahasa Arab yang jelas, dan ia seperti kemuliaan agama Islam dibanding agama-agama lain. Jika agama adalah cahaya hati umat Islam, maka bahasa Arab adalah cahaya lisannya; karena bahasa Arab adalah bahasa al-Qur'an dan Sunnah, Bahasa ibadah, ilmu pengetahuan, pemikiran, sastera, budaya, peradaban, dan politik. Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan lebih dari satu setengah miliar umat Islam di atas muka bumi ini. Meskipun mereka tidak berbicara dalam bahasa Arab, akan tetapi mereka tidak membaca al-Qur'an kecuali dengan bahasa Arab sebagaimana Syekh Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, "Bahasa Arab adalah syiar agama Islam dan syiar pengikutnya, dan bahasa adalah syiar bangsa-bangsa yang membedakan mereka."

Bahasa Arab adalah bahasa yang paling indah di antara sekian banyak bahasa, bahasa yang paling terstruktur dan terperinci. Tidak ada bahasa yang menyerupai dan mengunggulinya. Begitu banyak bahasa di dunia ini mengandung perkataan yang berasal dari bahasa Arab, karena keistimewaan yang ia miliki. Huruf-hurufnya sangat lengkap dan susunan makhraj penuturannya mulai dari kerongkongan sampai dua bibir. Di samping itu, bahasa Arab juga mengandung tujuh huruf yang tidak terdapat dalam bahasa lain, seperti huruf dhaad, zhaa, 'ain, ghain, haa, thaa dan qaaf. Dan ini tidaklah sesuatu yang aneh, karena bahasa arab itu adalah warisan masa lalu yang orisinal, kekayaan cemerlang masa kini dan cakrawala masa depan. Tiga dimensi waktu ini merupakan kehidupan umat-umat yang terukir sepanjang sejarah. Oleh karena itu, banyak di antara manusia yang telah mencapai kemuliaan dengan bahasa Arab, padahal mereka bukan berasal dari bangsa Arab. Peran mereka sangat penting dalam membangun menaranya yang indah setelah meletakkan fundamen dan menyusun bangunannya.

 Di antara mereka ada yang menyusun kaidah bahasa Arab dan cara memahaminya, membuat ilmu retorika atau ilmu balagah serta mengarang kamus yang lengkap. Mereka semua telah mencapai kemuliaan berbicara dalam bahasa Arab padahal mereka bukanlah orang Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa al-Qur'an yang jelas. Syekh Islam Ibnu taimiyyah rahimahullah berkata, "Pengaruh membiasakan bahasa Arab yang fasih tidak hanya pada lidah, bahkan lebih dalam dari itu, pengaruhnya sangat kuat dan nyata terhadap pemikiran, moral dan agama. Juga dalam menyerupai periode awal umat Islam dari kalangan sahabat dan tabiin yang akan menambah kekuatan akal, agama dan akhlak."


Ibnu Qayyim rahimahullah berkata dalam menjelaskan keutamaan bahasa Arab, "Seseorang itu akan mengetahui keutamaan al-Qur'an jika ia mengetahui perkataan orang Arab, sastera bahasa arab dan ilmu bayan (kiasan) serta meninjau sya'ir-sya'ir arab, pidato, komunikasi mereka saat berbangga-bangga dan surat menyurat."

Perkembangan peradaban dan teknologi berperan dalam menurunkan dan memarjinalkan fungsi bahasa Arab sehingga merubah arahnya, merusak perjalanannya dan muncul setelah itu hal-hal negatif dalam komunikasi bahasa bagi komunitas Arab dan bangsa Arab secara menyeluruh. Padahal Bahasa adalah sebagai dasar utama dalam membentuk identitas. Dan jika yang demikian itu sudah terjadi, maka saatnya kita berbicara tentang rusaknya identitas, rendahnya bahasa, ketidakseimbangan budaya dan lemahnya ilmu pengetahuan. Karena masyarakat adalah seperti wadah yang menampung berbagai budaya. Akan tetapi positif dan negative sebuah budaya yang muncul tergantung pada posisi bahasa Arab dan tingkat interaksinya. Juga karena bahasa Arab itu memiliki tiga fungsi dalam memformasi masyarakat, yaitu media untuk berpikir, sarana untuk saling memahami dan berkomunikasi serta simbol yang menunjukkan identitas individu dan sosial.

Terkadang kelalaian di antara orang banyak dalam memahami asas ini menyebabkan marginalisasi dan pendangkalan yang mengkhawatirkan. Akhirnya mereka menempatkan Bahasa lain pada posisi bahasa Arab tempat yang sebenarnya dalam pemakaiannya. Seseorang yang cerdas dapat menyaksikan dan mendengar dominasi dalam percakapan dengan menggunakan selain bahasa Arab di antara sesama mereka sendiri, sebagai contoh adalah memilih nama-nama yang tidak berasal dari bahasa Arab, berbicara dalam bahasa asing tanpa ada kebutuhan untuk itu, baik di rumah maupun di pasar, penamaan tempat, lembaga, terminologi, pusat perniagaan dan lain-lain. Dan hal ini menyebabkan pecinta bahasa arab merasa asing dan kecewa sehingga membuat lidahnya gagap dalam berbahasa Arab karena ia khawatir diejek, dicaci dan disalahkan. Itupun jika ia selamat dari sindiran, direndahkan dan dianggap sebagai yang kaku yang tidak pandai berbicara dalam bahasa asing dan tidak memakai perhiasannya yang berkilau dan itu menurut pandangan mereka.

Dan sesuatu yang mengherankan adalah banyak di antara orang yang berafiliasi dengan bahasa al-Qur'an -atas anugerah Allah kepada mereka dengan berbahasa yang baik dan percakapan yang fasih- justru tidak menghargai bahasa tersebut dengan sepantasnya. Bahkan ada yang merendahkan kedudukannya dan menolaknya. Seandaianya mereka mengamati dengan baik bangsa-bangsa lain dalam memuliakan dan melindungi bahasa mereka dari hal yang mencampuri atau yang menentangnya, niscaya mereka akan melihat bahwa serangan bahasa lebih berbahaya terhadap identitas mereka daripada serangan bala tentera. Invasi bahasa dalam setahun bisa merubah sesuatu yang tidak bisa dirubah oleh pasukan tentera selama bertahun-tahun.

Sepantasnyalah bagi khalayak menjadi pecinta bahasa arab agar mereka melihat bahwa keagungan dapat dicapai dengan mengagungkan bahasa Kitab Allah SWT dan Sunnah Rasulullah SAW. Jika mereka melakukan yang demikian, maka mereka akan melihat tanah air mereka, negara dan tempat tinggalnya yang perbatasan alamnya sangat luas sekalipun penduduknya membiarkannya. Mereka akan merasa mulia bernaung di bawahnya, bangga berbicara dengan menggunakan bahasanya, senang mendengarnya dan berusaha menjadikannya bahasa yang kukuh saat berdepan dengan pengaruh bahasa-bahasa yang muncul. Sesuatu yang pasti bahwa suatu bangsa, jika ia mengabaikan dan melupakan bahasanya, lalu bahasa mana lagi yang akan membuatnya mulia dan bangga.

Dan sangat dikhawatirkan pengaruh bahasa asing terhadap bahasa penduduk bangsa Arab, dan jika bahasa Arab bukan sebagai prioritas bangsa ini dalam mengembalikan posisinya sebagai bahasa yang tersebar, maka tidak diragukan ia rentan akan menjadi bahasa yang terlupakan atau seakan-akan terlupakan. Begitu juga dengan orang-orang yang berbicara dalam bahasa arab dan para pengajarnya, jika mereka tidak berhasil menyajikannya dengan cara yang baik, menjelaskan pengaruhnya, kapasitasnya dalam mengikuti perkembangan, pembaharuan media agar diminati dan meluruskan yang menjelekkannya dengan sebutan bahasa yang sulit dan berat. Itu semua tidak benar, bahkan ia adalah bahasa yang mulia dan mudah dipelajari sebagaimana perkataan Imam 'Amru bin al-'Ala, Imam ahli Qiraat dan Ulama Ilmu Nahu yang sangat terkenal. Jika bangsa arab tidak melakukan hal-hal tersebut, maka bahasa Arab akan berubah dari bahasa yang menarik menjadi bahasa yang tersingkirkan.

Hilangnya bahasa arab dari suatu bangsa disebabkan dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dengan menangani faktor internal melalui perbaikan warga dan penduduknya adalah jaminan biiznillah mengurangi jarak waktu dalam menangani faktor eksternal. Siapa yang mampu memperbaikinya dari arah dalam, ia akan sanggup mematahkan pengaruh yang muncul dari luar. Dan Allah SWT sajalah Yang memberikan taufiq dan Yang menunjuki kepada jalan yang lurus.

Bertakwalah kepada Allah SWT dan ketahui kalianlah bahwa orang-orang yang menjadikan bahasa asing sebagai alternatif dari bahasa arab dan menganggapnya sebagai indikasi peradaban dan rahasia kebanggaan adalah demi Allah Yang Abadi anggapan mereka sungsang dan akan menyebabkan penyakit semakin bertambah parah. Benar juga terkadang interaksi dengan bahasa asing itu penting, kebutuhan dan perbaikan. Dan itu tidak dipermasalahkan sebagaimana Rasulullah SAW lakukan ketika beliau membutuhkan yang semisal ini, lalu beliau "memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mempelajari Bahasa Suryani." [HR Ahmad]

Akan tetapi yang menjadi masalah adalah menjadikan bahasa asing sebagai alternatif bagi bahasa arab, mengedepankan atau menyamakannya dengan bahasa arab. Juga bukanlah pemahaman yang tepat cara yang terlalu keras melarang untuk mempelajari selain bahasa arab, sementara kebutuhan umat mendesak agar berada di barisan yang terdepan dari sisi agama, ilmu, peradaban, politik dan ekonomi. Dan yang demikian itu tidak bisa dicapai kecuali dengan mempelajari bahasa asing dan seorang yang mengetahuinya tidak akan menentangnya. Terdapat dalam perkataan yang masyhur, "Siapa yang mempelajari bahasa suatu kaum, dia akan selamat dari tipu daya mereka."

"(Yaitu) Al-Qur'an dalam bahasa Arab, tidak ada kebengkokan (di dalamnya) agar mereka bertakwa." [QS az-Zumar: 28]

Fakta menunjukkan bahwa 'illah mempelajari bahasa tertentu tidak hanya selamat dari tipu daya, akan tetapi melampaui yang lebih jauh dari semata-mata keselamatan dengan melalui tahapan. Adapun maksud dan tujuan hal ini semua adalah agar seseorang tidak menentang bahasa asal, Bahasa Qur'an dan Sunnah, Bahasa umat yang telah Allah jadikan mereka sebagai umat yang adil dan pilihan agar pengikutnya menjadi saksi atas perbuatan manusia. Sesungguhnya di antara hal positif dalam bahasa Arab bahwa ia adalah bahasa yang digunakan sejak dahulu, sekarang dan terus berkembang. Semua generasi yang hidup pada zaman silam dimana pun mereka berada, mendapati bahasa Arab itu seiring dengan kebutuhan mereka untuk meletakkan nama dan alternatifnya bagi hal-hal yang baru yang belum pernah digunakan pada waktu sebelumnya. Sebagai contoh, isytiqaaq, naht, ta'rib, irtijal, qalb dan ibdal. Keistimewaan inilah yang membuat bahasa-bahasa asing bergantung kepada bahasa Arab dan mengutip kosakatanya. Bahasa Qur'an itu tinggi tidak ada yang dapat mengunggulinya. Allah SWT berfirman,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar