Senin, 13 Januari 2025

LANJUTAN AUTOBIOGRAFI DAN LINTAS PERJALANAN HIDUP H. SALMAN ABDULLAH TANJUNG, MA

 

14-15 JANUARI 2002 SINGGAH DI DAMASCUS, 15 JANUARI SAMPAI 15 APRIL 2002 MENETAP DI JEDDAH SEBAGAI PETUGAS HAJI (TEMUS)

S

etelah menyelesaikan pendidikan tingkat S.2 (Fadhilah) di Darul Ulum Nadwatul Ulama, saya pun bersiap-siap menuju Arab Saudi, kebetulan sekali lagi saya dipercaya sebagai tenaga musim. Lebih kurang dua bulan sebelum berangkat saya masih tinggal di Darul Ulum, tapi karena perang yang dilancarkan Amerika Serikat atas Afganistan sebelum pemboman WTC 11 September 2001M, ada ancaman dari pihak berwajib India untuk mengosongkan kampus Darul Ulum dari mahasiswa luar negeri selain mahasiswa Thailand, karena disinyalir ada lebih kurang tiga ratus mujahidin yang berasal dari Indonesia di tahan pihak keamanan India yang akan masuk ikut berjihad melalui jalurPakistan menuju Afganistan. Oleh karena itu pada saat itu salah satu target adalah mahasiswa Indonesia, maka dari itu pihak Yayasan Darul Ulum tidak ingin mengambil resiko, mereka terpaksa mengusir sementara setiap mahasiswa dari kampus. Kebetulan waktu itu sedang libur dan kawan-kawan yang berasal dari Indonesia yang kebanyakannya berasal dari Aceh dan dari Jawa, sudah terlebih dahulu pergi menuju New Delhi dan tinggal di Sekretariat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) India atau teman-teman yang punya rumah sewa di New Delhi, apakah karena mereka sudah tau berita itu, tanpa mengasih tau kepada saya mereka pun pergi sendiri-sendiri. Tinggal saya sendirian dikampus tanpa ada duit ditangan, saya pun bertanya kepada    Dr. Said A’zhami an-Nadwi Dekan Fakultas Adab saat itu : “Apakah saya masih boleh tinggal di kampus?” Beliau menjawab : Maaf saat ini kami tidak dapat memberi izin untuk orang Indonesia dan Malaysia karena ada tekanan dari pihak Inteligen India untuk mengusir kalian, karena kalau kamu tinggal disini kamu akan ditangkap dan Darul Ulum akan ditutup, itu ancaman mereka! Daripada kebanyakan orang terlantar dengan maaf kami harus mengeluarkan kamu. Saya pun panik tapi tidak khawatir saya hanya bisa bertawakkal. Alhamdulillah ada kawan sekelas yang berasal dari Fathani Thailand yang mau menawarkan jasa kepada saya untuk ikut dia sementara dirumah sewaannya, semua kebutuhan makan sehari-hari ditanggungnya, tidak jauh dari kampus, selama dua bulan tinggal bersamanya sambil menunggu ijazah keluar dari kantor Darul Umlum.

Pada waktunya berangkat menuju Makkah saya masih meninggalkan hutang di kantin Darul Ulum sekitar 2500 Rupe atau setara Rp. 500.000,- saya pamitan kepada pihak kantin hutang akan dibayar melalui teman nanti ketika dia pulang dari Makkah (janji saya tepati di Jeddah saya kirimkan melalui kawan yang ikut haji dari India bersama hutang yang dipinjam dari salah satu staf KBRI New Delhi senilai 500 Dollar USD). Pada tanggal 14 Januari 2002 menuju Makkah dan transit di Damascus Syria satu malam, satu malam itu kita manfaatkan untuk ziarah teman-teman yang masih tinggal di sekretariat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Damascus, ternyata masih ada kawan lama yang tinggal di PPI. Saya bersama teman dari India berjalan-jalan di kota Damascus sebelum take off pagi tanggal 15 Januari menuju Jeddah.

Kami masih sempat berbelanja di pasar tradisional Damascus dekat Masjid Umawi, saya pun belanja taplak meja dan kaligrapi senilai 100 Dollar USD yang dipinjam dari teman yang bersama saya untuk dijual nantinya di Makkah kepada jamaah haji. Selesai belanja kami menuju satu kampus kuliah Dakwah Abunnur Damascus, sayangnya sewaktu turun dari Taxi saya lupa mengambil barang belian saya, tertinggal di Taxi hilang begitu saja, itu memang sudah takdir walillahilhamd.

Pada tanggal 15 Januari 2002 menuju Jeddah dan pada hari yang sama sampai di kota Jeddah, seperti temus tahun 1997 langsung melapor ke BUH sektor Jeddah untuk melapor dan menentukan tempat tugas, ternyata saya kembali ditugaskan di Air Port Jeddah seperti tahun 1997. Lebih kurang tiga bulan tinggal di Saudi Arabia saya pun menunggu waktu untuk pulang ke tanah air.

Pada 30 Maret 2002 menuju tanah air melalui Kuala Lumpur Malaysia dan sampai di Kuala Lumpur pada 30 Maret 2002 dan menetap kembali di Malaysia sampai 15 April 2002, dua pekan di Malaysia saya menyempatkan diri untuk berziarah ke tempat kerja saya pada tahun 1993, dan menziarahi berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Kuala Lumpur seperti UIA Malaysia, Universitas Malaya dan UKM serta bertemu dengan teman-teman yang pernah berjumpa di Timur Tengah sebelumnya yang sedang melanjutkan kuliah di Kuala Lumpur atau yang sudah bekerja di sana.

Selama dua pekan tinggal di Taman Sri Gombak, di rumah saudara yang pada tahun 1993 sebagai tempat singgah sewaktu merantau di Malaysia, selama dua pekan itu saya dengan tuan rumah mencari dana untuk pembangunan masjid kami dikampung asal, dengan niat tulus ternyata sekitar Rp.70.000.000,- (Tujuh Puluh juta Rupiah) dapat kami kumpulkan dari keturunan yang berasal dari kampung kami, saya membawa duit kontan sekitar Rp.45.000.000,- dan selebihnya dibawa anggota BKM yang sengaja datang ke Malaysia untuk mencari dana. Sekarang masjid dikampung kami dikaki gunung Sorik Marapi berdiri megah dua tingkat dengan indah berkeramik.

Untuk lebih nyaman kami pulang lewat Port Belawan pada 15 April 2002 dan menetap di Indonesia sampai sekarang.


05 PEBRUARI 2020 PALESTINA
“Oh! Begini Ternyata Rasanya dijajah”.

                

B

agi yang berziarah ke daerah-daerah bagian Palestina, seperti ke Bait al-Muqdis, Ibrahim Khalil dan Ariha (Jericho) yang masih lebih bebas untuk didatangi para pelancong, ada serasa kurang bebas, atau terasa kurang merdeka karena selalu dibayang-bayangi rasa cemas ketika berjumpa dengan tentara zionis, yang sulit untuk melempar senyum dan ramahtamah kepada setiap peziarah. Sebut saja satu contoh: Ketika kita berada di salah satu pintu gerbang menuju mesjid Al-Aqsha, semua penjaga yang berada persis dihadapan kita, tidak menunjukkan keramah tamahan, walaupun kita ingin menyapa atau melempar senyum. Demikian juga ketika kita sudah selesai melaksanakan shalat Isya, ketika sudah masuk jam malam yang diberlakukan pada jam:21:00, lampu sudah dipadamkan dan para militer yang ada dibelakang kiblat, berjumlah empat orang sampai enam orang pada satu posko, mereka sudah siap siaga mengahdapkan wajah kalemnya, setiap prajurit memegang senjata taktis lengkap dengan segala perlengakapan militer, juga sudah siap menghunus kehadapan yang sedikit mencurigakan. Di Ibrahim Khalil kita berpapasan dengan peziarah Yahudi, tidak ada senyum, tidak ada kata dan sapa, semua nampak saling curiga antara satu sama lain.

            Para sniper pada setiap hari Jum’at dan hari besar Islam, sewaktu jamaah menunggu shalat jum’at, seketika engkau memalingkan wajah dan menoleh kebagian atas tembok-tembok yang mengeliling area mesjid Aqsha, engkau akan melihat jauh sayup-sayup seniper-seniper, mereka siaga satu menghadapkan muncung senapan dan mortir yang siap untuk dipantik pelatuknya, kearah jama’ah, sesuai dengan selera dan kehendaknya.Pada situasi itu engkau akan berkata; “Oh! Begini Ternyata Rasanya dijajah”

09 Peruari 2020 Palestina - Cairo-Mesir

S

ejarah kelam antara Mesir dan Zionis Israel adalah pecahnya perang sengit pada tahun 1967M, dikenal juga dengan perang segi tiga melawan Israel yaitu serangan dari arah Sinai Mesir, dari arah Syria di perbatasan Bukit Golan dan dari Yordania. Dipihak Israel perang ini disebut dengan perang enam hari. Sangat disayangkan dengan tiga kekuatan melawan Israel yang tergolong kecil namun perlengkapan senjata didukung oleh AS dan sekutunya, mampu mematahkan perlawan Arab dengan telak dan mengakibatkan riban korban jiwa dan jatuhnya Sinai dari pangkuan Mesir, Bukit Golan dari pihak Syria dan Tepi Barat dari bagian Palestina.

            Selain hilangnya sebagian tanah Arab dan wilayah strategisnya dirampas Israel, kehilangan nyawa dan materi diantara Israel dan Arab sangat tidak seimbang.

Kehilangan nyawa tentara Israel hanya antara 776- 983  jiwa, luka-luka hanya 4517 orang dan tawanan 15 orang. Sementara Tentara di pihak Mesir 9800-15000 jiwa melayang, 338 orang kena tawan, di pihak tentara Yordania 6000 jiwa mati terbunuh, 533 ditawan dan 2500 orang luka-luka dan dipihak tentara Syria 1000 tentara gugur dan 367 kena tawan.

            Akibat dari kekalahan telak di pihak Arab, maka terjadi pengusiran dan oxedus dari Tepi Barat Palestina dan Jalur Gaza sebanyak 300.000 jiwa lari kebanyakannya ke Yordania, juga tidak sedikit yang lari ke Syria dan Mesir. Perumahan penduduk di Qalqaliayah sedikitnya sepertiganay atau sekitar 12,000 rumah dibumi hanguskan, demikian juga zionis mengusir lebih 70.000 jiwa dari kota Ariha (Jericho) yang merupakan kota tertua didunia. Tentara Zionis memaksa penduduk keluar dari Ariha berjalan kaki mengikuti garis pantai melewati Sungai Yordania di Tepi Timur. Para ahli memperkirakan jumlah itu jauh lebih besar  daripada yang diperhitungkan.

            Akibat dari kekalahan perang tahun 1967M  ada tiga cara yang nampak jelas dilakukan Israel untuk  menguasai Palestina seutuhnya:

a.      Menjadikan Palestina sebagai isu sentral dan sebagai simbol penjajahan bangsa Eropa tetap abadi dan penjajahan itu diwakili oleh rakyat Palestina.

b.      Memperkuat dan mempertegas pendudukan tanah Palestina secara intens dengan cara mencaplok tanah-tanah dan rumah-rumah rakyat Palestina.

c.       Tetap menunjukkan permusuhan abadi terhadap rakyat Palestina dengan menghancurkan kekuatan Ekonomi dan mengalihkan atau mengekspolaitasi aliran sungai dan waduk-waduk air secara berlebihan untuk kepentingan bangsa Israel.

Pada 6 Oktober Tahun 1973, orang Mesir dan Syria menyebutnya perang Oktober atau perang Tisyrin Attahririyah, sedangkan Zionis Israel menyebutnya dengan perang hari pengampunan (Harb Yaumal Ghufran).

Perang ini perang terbesar antara Arab dan Israel setelah perang tahun 1948 (Jatuhnya Palestina ketangan Israel), 1956 (Perang Terusan Suez) dan tahun 1967 (perang segitiga). Peperanagan ini yang terlibat secara langsung adalah Mesir dan Syria dan dibantu oleh negara-negara Arab baik bantuan finansial dan bantuan persenjataan. Kedua negara Mesir dan Syria melancarkan serangan pada 6 Oktober tahun 1973 dengan mengejutkan dan tiba-tiba seranagn itu membuat daya kejut yang luar biasa, sehingga Israel kalah telak dan meninggalkan Semenanjung Sinai dan kembali ke pangkuan Mesir, sedangkan sebagian Dataran tinggi Bukit Golan, Israel terpaksa menyerahkannaya kembali kepada pihak Syria sampai sekarang. Secara resmi perang ini secara resmi disepakati berakhir pada 24 Oktober 1973.

 

Karya Tulis Penulis

No

Nama Buku

ISBN/ Tahun Cetak/Terbit

Ketebalan

1.

Buku Saku, Harta Yang Wajib Dizakati

2012 dan 2019

104 Halaman

2.

Kumpulan Buleten Jum’at 2012 DKK

978-602-70649-0-4/2012

302 Halaman

3.

Kumpulan Buleten Jum’at 2013 DKK

2013

287 Halaman

4.

Tashil Durusullughah al-Arabiyah

2014

160 Halaman

5.

Gerakan, Bacaan dan Kaifiat Shalat

2014

 

6.

Pedoman Thaharah

2014

 

7.

Pedoman Tajhiz al-Mait dan Fardhu Kifayah

2014

 

8.

Kumpulan Buleten Jum’at 2014 DKK

2015

322 Halaman

9.

Durusun Fi Ilmil Faraidh, Arab Melayu

2015

104 Halaman

10.

Himpunan Makalah, Akidah, Akhlak dan Syari’ah.

978-602-6412-02-72016

337 Halaman

11.

Mutiara-mutiara Pemikiran dan Goresan Pena Ahl Dzikir. DKK.

978-602-6412-02-7/2016

332 Halaman

12

Buku Saku, Fiqih Qurban, Hukum dan Permasalahannya.

2017

63 Halaman

13

Himpunan Fatwa sejak 2011, MUI Kab. Asahan

2017

163 Halaman

14.

Fiqih Remaja Era Milenial

978-602-6412-16-4/2018

540 Halaman

15.

Buku Saku Bimbingan Manasik Umrah

978-602-70649-3-5/2014

114 Halaman

16.

Zaad Al-Khuthabaa’ wa ‘Uddat al-Manaabiir (Perbendaharaan Para Khathib dan Persiapan untuk Minbar-minbarIlmu) DKK.

978-602-6412-22-5/2019

584 Halaman

17.

Pengantar Dan Dasar-dasar Akidah Islam

978-602-70649-2-8/2021

244 Halaman

18.

Autobiografi, Lintas Perjalanan Hidup

2013/2021

 

19

اَلْوَجِيْزُ مِنَ الْوَجِيْزِ فِيْ أُصُوْلِ الْفِقْهِ

2008

80 halaman

Pengalaman Kerja Dan Organisasi

P

engalaman kerja pernah menjabat Dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Daar Al-Uluum (IAIDU) Kisaran – Asahan dari tahun 2004 s/d 2011.

Pekerjaan sekarang aktif sebagai dosen di Institut Agama Islam Dar al Ulum (IAIDU) Asahan – Kisaran, kepala dan staf pengajar di MAK Pesantren Dar al-Uluum (PMDU) Asahan – Kisaran dan aktif menyampaikan kegiatan-kegiatan ta’lim diberbagai kegiatan.

Pengalaman organisasi aktif pada tahun 1993 s/d 1997 aktif di Persatuan Pelajar Indonesia Syria Damascus, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) India dari tahun 1998 s/d 2002 dan pernah menjabat ketua komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Asahan masa khidmat 2006 s/d 2011. Dan sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Asahan masa khidmat 2011 s/d 2016. 2016-2021.

Ketua Yayasan Abrarul Haq Haji Kasim (YAHK), Siumbut Baru Asahan 2017 sampai sekarang.

Aktif mengisi majelis-majelis taklim dan kajian agama Islam dalam berbagai kesempatan, baik di mesjid maupun di jalsah-jalsah keagamaan.

Terimakasih,Wassalamualaikum Warahmatullahi  Wabarakatuh .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar