14-15 JANUARI 2002 SINGGAH DI DAMASCUS, 15 JANUARI SAMPAI 15 APRIL 2002 MENETAP DI JEDDAH SEBAGAI PETUGAS HAJI (TEMUS)
S |
etelah menyelesaikan pendidikan tingkat S.2 (Fadhilah) di
Darul Ulum Nadwatul Ulama, saya pun bersiap-siap menuju Arab Saudi, kebetulan
sekali lagi saya dipercaya sebagai tenaga musim. Lebih kurang dua bulan sebelum
berangkat saya masih tinggal di Darul Ulum, tapi karena perang yang dilancarkan
Amerika Serikat atas Afganistan sebelum pemboman WTC 11 September 2001M, ada
ancaman dari pihak berwajib India untuk mengosongkan kampus Darul Ulum dari
mahasiswa luar negeri selain mahasiswa Thailand, karena disinyalir ada lebih
kurang tiga ratus mujahidin yang berasal dari Indonesia di tahan pihak keamanan
India yang akan masuk ikut berjihad melalui jalurPakistan menuju Afganistan.
Oleh karena itu pada saat itu salah satu target adalah mahasiswa Indonesia,
maka dari itu pihak Yayasan Darul Ulum tidak ingin mengambil resiko, mereka
terpaksa mengusir sementara setiap mahasiswa dari kampus. Kebetulan waktu itu
sedang libur dan kawan-kawan yang berasal dari Indonesia yang kebanyakannya
berasal dari Aceh dan dari Jawa, sudah terlebih dahulu pergi menuju New Delhi
dan tinggal di Sekretariat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) India atau
teman-teman yang punya rumah sewa di New Delhi, apakah karena mereka sudah tau
berita itu, tanpa mengasih tau kepada saya mereka pun pergi sendiri-sendiri.
Tinggal saya sendirian dikampus tanpa ada duit ditangan, saya pun bertanya
kepada Dr. Said A’zhami an-Nadwi Dekan
Fakultas Adab saat itu : “Apakah saya masih boleh tinggal di kampus?” Beliau
menjawab : Maaf saat ini kami tidak dapat memberi izin untuk orang Indonesia
dan Malaysia karena ada tekanan dari pihak Inteligen India untuk mengusir
kalian, karena kalau kamu tinggal disini kamu akan ditangkap dan Darul Ulum
akan ditutup, itu ancaman mereka! Daripada kebanyakan orang terlantar dengan
maaf kami harus mengeluarkan kamu. Saya pun panik tapi tidak khawatir saya
hanya bisa bertawakkal. Alhamdulillah ada kawan sekelas yang berasal dari
Fathani Thailand yang mau menawarkan jasa kepada saya untuk ikut dia sementara
dirumah sewaannya, semua kebutuhan makan sehari-hari ditanggungnya, tidak jauh
dari kampus, selama dua bulan tinggal bersamanya sambil menunggu ijazah keluar
dari kantor Darul Umlum.
Pada waktunya berangkat menuju Makkah saya
masih meninggalkan hutang di kantin Darul Ulum sekitar 2500 Rupe atau setara
Rp. 500.000,- saya pamitan kepada pihak kantin hutang akan dibayar melalui
teman nanti ketika dia pulang dari Makkah (janji saya tepati di Jeddah saya
kirimkan melalui kawan yang ikut haji dari India bersama hutang yang dipinjam
dari salah satu staf KBRI New Delhi senilai 500 Dollar USD). Pada tanggal
14 Januari 2002 menuju Makkah dan transit di Damascus Syria satu malam, satu
malam itu kita manfaatkan untuk ziarah teman-teman yang masih tinggal di sekretariat
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Damascus, ternyata masih ada kawan lama yang
tinggal di PPI. Saya bersama teman dari India berjalan-jalan di kota Damascus
sebelum take off pagi tanggal 15 Januari menuju Jeddah.
Kami masih sempat berbelanja di pasar tradisional Damascus dekat
Masjid Umawi, saya pun belanja taplak meja dan kaligrapi senilai 100 Dollar USD
yang dipinjam dari teman yang bersama saya untuk dijual nantinya di Makkah
kepada jamaah haji. Selesai belanja kami menuju satu kampus kuliah Dakwah Abunnur
Damascus, sayangnya sewaktu turun dari Taxi saya lupa mengambil barang
belian saya, tertinggal di Taxi hilang begitu saja, itu memang sudah takdir walillahilhamd.
Pada tanggal 15 Januari 2002 menuju Jeddah dan
pada hari yang sama sampai di kota Jeddah, seperti temus tahun 1997 langsung
melapor ke BUH sektor Jeddah untuk melapor dan menentukan tempat tugas,
ternyata saya kembali ditugaskan di Air Port Jeddah seperti tahun 1997. Lebih
kurang tiga bulan tinggal di Saudi Arabia saya pun menunggu waktu untuk pulang ke
tanah air.
Pada 30 Maret 2002 menuju tanah air melalui
Kuala Lumpur Malaysia dan sampai di Kuala Lumpur pada 30 Maret 2002 dan menetap
kembali di Malaysia sampai 15 April 2002, dua pekan di Malaysia saya
menyempatkan diri untuk berziarah ke tempat kerja saya pada tahun 1993, dan
menziarahi berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Kuala Lumpur seperti UIA
Malaysia, Universitas Malaya dan UKM serta bertemu dengan teman-teman yang
pernah berjumpa di Timur Tengah sebelumnya yang sedang melanjutkan kuliah di Kuala
Lumpur atau yang sudah bekerja di sana.
Selama dua pekan tinggal di Taman Sri Gombak,
di rumah saudara yang pada tahun 1993 sebagai tempat singgah sewaktu merantau
di Malaysia, selama dua pekan itu saya dengan tuan rumah mencari dana untuk
pembangunan masjid kami dikampung asal, dengan niat tulus ternyata sekitar
Rp.70.000.000,- (Tujuh Puluh juta Rupiah) dapat kami kumpulkan dari
keturunan yang berasal dari kampung kami, saya membawa duit kontan sekitar
Rp.45.000.000,- dan selebihnya dibawa anggota BKM yang sengaja datang ke
Malaysia untuk mencari dana. Sekarang masjid dikampung kami dikaki gunung Sorik
Marapi berdiri megah dua tingkat dengan indah berkeramik.
Untuk lebih nyaman kami pulang lewat Port
Belawan pada 15 April 2002 dan menetap di Indonesia sampai sekarang.
05 PEBRUARI 2020 PALESTINA
“Oh! Begini Ternyata Rasanya dijajah”.
B |
agi yang berziarah ke daerah-daerah bagian Palestina, seperti ke
Bait al-Muqdis, Ibrahim Khalil dan Ariha (Jericho) yang masih lebih bebas untuk
didatangi para pelancong, ada serasa kurang bebas, atau terasa kurang merdeka
karena selalu dibayang-bayangi rasa cemas ketika berjumpa dengan tentara zionis,
yang sulit untuk melempar senyum dan ramahtamah kepada setiap peziarah. Sebut
saja satu contoh: Ketika kita berada di salah satu pintu gerbang menuju mesjid
Al-Aqsha, semua penjaga yang berada persis dihadapan kita, tidak menunjukkan
keramah tamahan, walaupun kita ingin menyapa atau melempar senyum. Demikian
juga ketika kita sudah selesai melaksanakan shalat Isya, ketika sudah masuk jam
malam yang diberlakukan pada jam:21:00, lampu sudah dipadamkan dan para militer
yang ada dibelakang kiblat, berjumlah empat orang sampai enam orang pada satu
posko, mereka sudah siap siaga mengahdapkan wajah kalemnya, setiap prajurit
memegang senjata taktis lengkap dengan segala perlengakapan militer, juga sudah
siap menghunus kehadapan yang sedikit mencurigakan. Di Ibrahim Khalil kita
berpapasan dengan peziarah Yahudi, tidak ada senyum, tidak ada kata dan sapa,
semua nampak saling curiga antara satu sama lain.
Para sniper pada setiap hari Jum’at dan hari besar Islam, sewaktu jamaah menunggu shalat jum’at, seketika engkau memalingkan wajah dan menoleh kebagian atas tembok-tembok yang mengeliling area mesjid Aqsha, engkau akan melihat jauh sayup-sayup seniper-seniper, mereka siaga satu menghadapkan muncung senapan dan mortir yang siap untuk dipantik pelatuknya, kearah jama’ah, sesuai dengan selera dan kehendaknya.Pada situasi itu engkau akan berkata; “Oh! Begini Ternyata Rasanya dijajah”
09 Peruari 2020 Palestina - Cairo-Mesir
S |
ejarah kelam antara Mesir dan Zionis Israel adalah pecahnya perang
sengit pada tahun 1967M, dikenal juga dengan perang segi tiga melawan Israel
yaitu serangan dari arah Sinai Mesir, dari arah Syria di perbatasan Bukit Golan
dan dari Yordania. Dipihak Israel perang ini disebut dengan perang enam hari.
Sangat disayangkan dengan tiga kekuatan melawan Israel yang tergolong kecil
namun perlengkapan senjata didukung oleh AS dan sekutunya, mampu mematahkan
perlawan Arab dengan telak dan mengakibatkan riban korban jiwa dan jatuhnya
Sinai dari pangkuan Mesir, Bukit Golan dari pihak Syria dan Tepi Barat dari
bagian Palestina.
Selain hilangnya
sebagian tanah Arab dan wilayah strategisnya dirampas Israel, kehilangan nyawa
dan materi diantara Israel dan Arab sangat tidak seimbang.
Kehilangan nyawa tentara Israel hanya antara
776- 983 jiwa, luka-luka hanya 4517
orang dan tawanan 15 orang. Sementara Tentara di pihak Mesir 9800-15000 jiwa
melayang, 338 orang kena tawan, di pihak tentara Yordania 6000 jiwa mati
terbunuh, 533 ditawan dan 2500 orang luka-luka dan dipihak tentara Syria 1000
tentara gugur dan 367 kena tawan.
Akibat dari
kekalahan telak di pihak Arab, maka terjadi pengusiran dan oxedus dari Tepi
Barat Palestina dan Jalur Gaza sebanyak 300.000 jiwa lari kebanyakannya ke
Yordania, juga tidak sedikit yang lari ke Syria dan Mesir. Perumahan penduduk
di Qalqaliayah sedikitnya sepertiganay atau sekitar 12,000 rumah dibumi
hanguskan, demikian juga zionis mengusir lebih 70.000 jiwa dari kota Ariha
(Jericho) yang merupakan kota tertua didunia. Tentara Zionis memaksa penduduk
keluar dari Ariha berjalan kaki mengikuti garis pantai melewati Sungai Yordania
di Tepi Timur. Para ahli memperkirakan jumlah itu jauh lebih besar daripada yang diperhitungkan.
Akibat dari
kekalahan perang tahun 1967M ada tiga
cara yang nampak jelas dilakukan Israel untuk
menguasai Palestina seutuhnya:
a. Menjadikan Palestina sebagai isu sentral
dan sebagai simbol penjajahan bangsa Eropa tetap abadi dan penjajahan itu
diwakili oleh rakyat Palestina.
b. Memperkuat dan mempertegas pendudukan
tanah Palestina secara intens dengan cara mencaplok tanah-tanah dan rumah-rumah
rakyat Palestina.
c. Tetap menunjukkan permusuhan abadi
terhadap rakyat Palestina dengan menghancurkan kekuatan Ekonomi dan mengalihkan
atau mengekspolaitasi aliran sungai dan waduk-waduk air secara berlebihan untuk
kepentingan bangsa Israel.
Pada 6 Oktober Tahun 1973, orang Mesir dan
Syria menyebutnya perang Oktober atau perang Tisyrin Attahririyah,
sedangkan Zionis Israel menyebutnya dengan perang hari pengampunan (Harb
Yaumal Ghufran).
Perang ini perang terbesar antara Arab dan Israel setelah perang tahun 1948 (Jatuhnya Palestina ketangan Israel), 1956 (Perang Terusan Suez) dan tahun 1967 (perang segitiga). Peperanagan ini yang terlibat secara langsung adalah Mesir dan Syria dan dibantu oleh negara-negara Arab baik bantuan finansial dan bantuan persenjataan. Kedua negara Mesir dan Syria melancarkan serangan pada 6 Oktober tahun 1973 dengan mengejutkan dan tiba-tiba seranagn itu membuat daya kejut yang luar biasa, sehingga Israel kalah telak dan meninggalkan Semenanjung Sinai dan kembali ke pangkuan Mesir, sedangkan sebagian Dataran tinggi Bukit Golan, Israel terpaksa menyerahkannaya kembali kepada pihak Syria sampai sekarang. Secara resmi perang ini secara resmi disepakati berakhir pada 24 Oktober 1973.
|
No |
Nama Buku |
ISBN/ Tahun Cetak/Terbit |
Ketebalan |
1. |
Buku Saku, Harta
Yang Wajib Dizakati |
2012 dan 2019 |
104 Halaman |
2. |
Kumpulan Buleten
Jum’at 2012 DKK |
978-602-70649-0-4/2012 |
302 Halaman |
3. |
Kumpulan Buleten
Jum’at 2013 DKK |
2013 |
287 Halaman |
4. |
Tashil
Durusullughah al-Arabiyah |
2014 |
160 Halaman |
5. |
Gerakan, Bacaan
dan Kaifiat Shalat |
2014 |
|
6. |
Pedoman Thaharah |
2014 |
|
7. |
Pedoman Tajhiz
al-Mait dan Fardhu Kifayah |
2014 |
|
8. |
Kumpulan Buleten
Jum’at 2014 DKK |
2015 |
322 Halaman |
9. |
Durusun Fi Ilmil
Faraidh, Arab Melayu |
2015 |
104 Halaman |
10. |
Himpunan Makalah,
Akidah, Akhlak dan Syari’ah. |
978-602-6412-02-72016 |
337 Halaman |
11. |
Mutiara-mutiara
Pemikiran dan Goresan Pena Ahl Dzikir. DKK. |
978-602-6412-02-7/2016 |
332 Halaman |
12 |
Buku Saku, Fiqih
Qurban, Hukum dan Permasalahannya. |
2017 |
63 Halaman |
13 |
Himpunan Fatwa
sejak 2011, MUI Kab. Asahan |
2017 |
163 Halaman |
14. |
Fiqih Remaja Era
Milenial |
978-602-6412-16-4/2018 |
540 Halaman |
15. |
Buku Saku
Bimbingan Manasik Umrah |
978-602-70649-3-5/2014 |
114 Halaman |
16. |
Zaad Al-Khuthabaa’
wa ‘Uddat al-Manaabiir (Perbendaharaan Para Khathib dan Persiapan untuk
Minbar-minbarIlmu) DKK. |
978-602-6412-22-5/2019 |
584 Halaman |
17. |
Pengantar Dan
Dasar-dasar Akidah Islam |
978-602-70649-2-8/2021 |
244 Halaman |
18. |
Autobiografi,
Lintas Perjalanan Hidup |
2013/2021 |
|
19 |
اَلْوَجِيْزُ
مِنَ الْوَجِيْزِ فِيْ أُصُوْلِ الْفِقْهِ |
2008 |
80 halaman |
Pengalaman Kerja Dan Organisasi
P |
engalaman kerja pernah menjabat Dekan Fakultas Dakwah Institut
Agama Islam Daar Al-Uluum (IAIDU) Kisaran – Asahan dari tahun 2004 s/d 2011.
Pekerjaan sekarang aktif sebagai dosen di
Institut Agama Islam Dar al Ulum (IAIDU) Asahan – Kisaran, kepala dan staf
pengajar di MAK Pesantren Dar al-Uluum (PMDU) Asahan – Kisaran dan aktif
menyampaikan kegiatan-kegiatan ta’lim diberbagai kegiatan.
Pengalaman organisasi aktif pada tahun 1993 s/d
1997 aktif di Persatuan Pelajar Indonesia Syria Damascus, Persatuan Pelajar
Indonesia (PPI) India dari tahun 1998 s/d 2002 dan pernah menjabat ketua komisi
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Asahan masa khidmat 2006 s/d
2011. Dan sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kabupaten Asahan masa khidmat 2011 s/d 2016. 2016-2021.
Ketua Yayasan Abrarul Haq Haji Kasim (YAHK),
Siumbut Baru Asahan 2017 sampai sekarang.
Aktif mengisi majelis-majelis taklim dan kajian
agama Islam dalam berbagai kesempatan, baik di mesjid maupun di jalsah-jalsah
keagamaan.
Terimakasih,Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar