Kamis, 09 Januari 2025

LANJUTAN AUTOBIOGRAFI DAN LINTAS PERJALANAN HIDUP H. SALMAN ABDULLAH TANJUNG, MA

 Titel Akademik Bukan Sebuah Prestasi Atau Prestise Tapi Tidak Lebih Dari Salah Satu Indikator Atau Tangga Keberhasilan

B

aik di dunia Arab maupun di benua India, titel akademik pada umumnya tidaklah menjadi satu kebanggaan bagi seseorang., Kualifikasi akademik tidak lebih dari sebagai jenjang atau fase pendidikan untuk mencapai ilmu sebanyak-banyaknya. Sangat berbeda saat sekarang ini, fenomena yang terjadi ditanah air titel manjadi tren setter. Di dunia pendidikan lumrah menjadi persaratan mutlak dari pihak rektorat setiap kampus, bagi yang ingin lulus dari strata II dan III , diharuskan menguasai dua bahasa Internasional. Oleh sebab itu satu cerminan bagi kita menyaksikan betapa lemahnya sistem pendidikan kita saat ini, pada umumnya yang sudah berhasil memegang ijazah strata III dan berhasil diwisuda, bahkan tidak sedikit yang telah meraih gelar Profesor,  tidak mampu menguasai satu bahasa dunia Islam sekalipun.

Keberhasilan seseorang dalam mengaplikasikan ilmunya dapat dilihat dari dua hal :

Pertama : Dari karya-karya ilmiyah yang disajikannya melalui tulisan-tulisan, jika tulisan itu berbobot dan memenuhi syarat akademik maka dia akan disegani oleh sesiapapun, tidak hanya orang biasa, juga demikian dengan orang-orang pintar yang sudah memiliki gelar Doktor atau Profesor.

Kedua : Melalui pengaruh ilmunya ditengah-tengah khalayak ramai, melalui ceramah-ceramah yang sangat bernash dan dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu titel akademik di negara ini hanya merupakan indikator atau penunjang keberhasilan. Sebut saja contohnya dizaman modern ini Syeikh Nasyiruddin al-Albani, Syekh Abdul Qadir al-Arnauth, Syuaib al-Arnauth ketiga-tiga orang ini hanya tamatan ma’had tingkat Stanawiyah (Aliyah di Indonesia) mereka ulama yang sangat disegani dibidang hadis, ketiga-tiganya hidup dan besar menuntut ilmu di Damascus Syria sudah memasuki era modern, Syekh al-Himshiy pakar dalam Bahasa Arab dan sastra berasal dari kota Hums Syria. Dari Mesir seperti keluarga Ahmad Syakir pakar dalam hadis, adiknya Mahmud Syakir pakar dalam Bahasa dan Sastra Arab, Hasan Albanna pemikir dan mujahid Islam. Dari Hijaz seperti Syekh Abdullah Bin Baz Mufti dan ulama dalam hadis. Dari India Abul Hasan Ali an-Nadwi penulis dan pemikir Islam, Abul A’la Almaududi pemikir dan penulis, Syeikh al-A’zhamiy ulama Hadis. Seperti mereka itu sangat banyak dan diakui siapa saja yang membaca karya-karya mereka.

Sewaktu saya belajar di Syria guru-guru saya mengatakan seorang yang ingin melanjutkan ke jenjang S.2 (Pasca Sarjana) terutama bagi mahasiswa asal Arab harus terlebih dahulu memiliki pengalaman sekurang-kurangnya dua tahun mengajar di salah satu perguruan Islam, agar ilmunya seimbang dengan pengalamannya, dan itu dibolehkan bagi seseorang sekurang-kurangnya sudah mencapai umur 28 tahun. Dan untuk program Doktor minimal berumur 35 tahun.

Berbeda zamannya di Indonesia titel menjadi sebuah prestasi dan prestise bahkan menjadi satu kebanggaan bagi banyak orang. Bisa sebuah ide yang datang dari seseorang yang tidak memiliki titel akan dianggap tidak berbobot dan tidak diterima oleh pihak akademisi.  

“Sebenarnya sebuah ilmu dikatakan sebagai ilmu, apabila sesuai dengan kenyataan yang di dasari pada fakta-fakta dan dasar-dasar dalil yang kuat dari siapapun ia datangnya, kemudian dia melakukan tugasnya dengan ikhlas, dibarengi dengan kesalehan dan ditimpali dengan ibadah sebagai pendekatan diri kepada Tuhan”.

     Maka diharapkan kepada setiap yang sudah menerima label ustadz, apalagi di bubuhi gelar-gelar akademik tinggi, dan yang sudah dianggap sebagai tuan guru atau tuan syeikh dan yang dianggap sebagai ahli agama, agar membenahi pengetahuan agamanya, sekurang-kurangnya paham ilmu alat seperti: Ilmu Nahwu, Saraf, Ushul Fiqh, Mushthalah Hadits, Qawaid Fiqh, Balaghah dan ilmu dasar lainnya. Bila ilmu-ilmu dasar ini belum di kuasai maka titelnya akan menjadi beban atasnya (kallun ‘alaihi).

Karya-Karya Ilmiah Ulama-Ulama India

Di Berbagai Bidang Ilmu


I.      Bidang Hadis

NO

NAMA KITAB

KARYA

KETERANGAN

1

Masyariqul Anwarunnabawiyah

Syeikh Hasan Muhammad as- Shoghoni al-Lahori

Kumpulan-kumpulan hadits saheh yang terkandung pada Kutub al-Sittah

2

Kanzu al-Ummal Fi Sunan al-Aqwal wa-al-Af’al

Syeikh ‘Ala Uddin Bin Hisyamuddin al-Muttaqi (w. 973 H)

Rangkuman dari kitab-kitab hadis menjadi satu kitab yang sebelumnya masih terpencar-pencar

3

Al-Urwat al-Wutsqa li-Muttabi’I as-Sunnah Sayyid al-Wara

Syeikh al-Shiddiqi al-Alahabadi

Mengandung fiqh seperti kitab-kitab al-Sunan

4

Khair al-Mawa’izh

Abu al-Roja Muhammad Zaman as-Syah Jahanpuri

Buku ini mengandung hadis-hadis mengikuti cara penulisan Riyadh as-Shalihin karya Imam An-Nawawi

5

Syarh al-Muntaqa Li Ibn al-Jaruud

Mufti Shibghatullah Bin Ghaust as-Syafi’i al-Madrasi

 

6

Sathi’at al-Anwar Min Kalam Sayyid al-Abrar

Syeikh Nashiruddin al-Burhan Puri

 

7

Hidayat al-Ghawi Ila al-Majaalis as-Sawiy Fi at-Thibbi an-Nabawi

Syekh Muhammad Ghauts al-Madrasi

Kumpulan hadis-hadis yang berkaitan dengan kedokteran

8

Sulthan al-Adzkar

Syekh Nurul Hasan Bin Shiddiq Hasan Khan

Mencakup ringkasan dari kitab Amal al-Yaum Wa al-Lailat karya Ibnu as-Sunniy

9

Hadis al-Arba’in

Imam Waliyyullah al-Dahlawi

Empat puluh hadis melalui perantara Shahabat Ali Karramallah Wajhah

10

Tarjuman al-Sunnah

Syekh Badr al-Alam al-Mirati

Kitab Hadis empat jilid besar

11

Astar al-Sunnah

Syeikh Zhahir Ahsan al-Nimawi

Kitab ini memuat hadis-hadis yang mendukung pendapat-pendapat madzhab Abu Hanifah

12

Syarh al-Thahawi

Syeikh Muhammad Yusuf al-Kandahlawi

Syarah dibidang hadis

13

Al-Ta’liq al-Shaheh Ala Misykat al-Mashabih

Syeikh Muhammad Idris al-Kandahlawi

Syarah hadis dibidang hukum

14

Al-Mushthafa

Syeikh Ya’qub al-Bayani al-Lahori

Dibidang sejarah Nabi

15

Al-Muhalla

Syekh Salamullah al-Dahlawi

Di bidang hadis

16

Al-Musawwa

Syeikh Waliyyullah al-Dahlawi

Di bidang hadis

17

Hidayat al-Salik

Al-Imam al-Mufti Shibghatullah al-Madrasi

Syarah Shaheh al-Buhkari

18

Faidh al-Bari

Sayyid Abu al-Awwal al-Husaini

Syarah Shaheh al-Bukhari

19

Al-Khair al-Jari

Syeikh Ya’qub al-Bayani al-Lahori

Syarah Shaheh al-Bukhari

20

Anwar al-Bari

Syeikh Sayyid Ahmad Ridho al-Bajnuri

Syarah Shaheh al-Bukhari (Dalam Bahasa Urdu)

21

Almu’allim

Syeikh Ya’qub al-Bayani al-Lahori

Syarah Shaheh Muslim

22

Al-Mathar al-Istajjaj Fi Syarh al-Muslim Ibni al-Hajjaj

Syeikh Waliyyullah Ahmad al-Muttaqi al-Farrukhabadi

Syarah Shaheh Muslim

23

Fath al-Mulhim

Syeikh Shabir Ahmad al-Utsmani

Syarah Shaheh Muslim

24

Al-Taqliq al-Mahmud

Syeikh Fakhr al-Hasan al-Ghanghuhi

Syarah Sunan Abi Daud

25

Ja-Izat al-Sya’wazi

Syeikh Isyfaq al-Rahman al-Kandahlawi

Syarah shaheh al-Tirmidzi

26

Al-Thoib al-Syaziy

Syeikh Isyfaq al-Rahman al-Kandahlawi

Syarah shaheh al-Tirmidzi

27

Tuhfatu al-Ahwazi Fi Syarh al-Tirmidzi

Syeikh Abdurrahman al-Mubarah Puri

Syarah shaheh al-Tirmidzi dalam lima jilid besar, sebagian penerbit membukukannya dalam sembilan sampai sebelas jilid

28

Ar-Raudh al-Raba Fi Syarh Sunan al-Mujtaba (Sunan an-Nasaiy)

Syeikh Wahi az-Zaman al-Lucknowi

Syarah Sunan an-Nasaiy

29

Raf’ul Ujajah

Syeikh Wahi az-Zaman al-Lucknowi

Syarah Sunan Ibnu Majah

30

Syarh Nukhbat al-Fikar

Syeikh Wahiduddin al-‘Alawi al-Gujrati

Syarah / Komentar dalam Ilmu Hadis

 

31

Im’an an-Nazhor Fi Syarh Nukhbat al-Fikar

Syekh Akram al-Sindi

Ilmu Hadis

32

Bulghat al-Gharib Fi Mushthalah Astar al-Habib

Sayyid Murtadha al-Husaini al-Bilkarami

Ilmu Hadis

33

Al-Asma’ al-Musaddad Fi Ruwat al-Muwaththoi Imam Muhammad

Syeihk Muhammad Idris al-Nakromi

Ilmu Hadis

34

Al-Hawi Ala ar-Rijal at-Thahawi

Syeikh Maulana Habib ar-Rahman al-A’zhami

Tokoh-tokoh perawi hadis

35

Al-Yani’ al-Jaani Fi Asanid al-Syeikh Abdulghani

Syeikh Muhsin Yahya al-Turahati

Mushthalah Hadis


II.      Bidang tafsir dan disiplin ilmu lainnya.

NO

NAMA KITAB

KARYA

KETERANGAN

1

Tafsir al-Majdi

Syeikh Abdul Majid ad-Diryabadi

Konsentrasi pada perbandingan agama berdasarkan fakta dan sejarah dan pengakuan secara ilmiah

2

Tafsir al-Mazhhari

Syeikh Tsanaullah al-Banipati

Memberikan solusi ilmiah terhadap ayat-ayat yang nampak bertolak belakang

3

Al-Im’an Fi Aqsam Alquran

Syeikh Hamiduddin al-Farahi

Konsentrasi pada ayat-ayat yang menggunakan sumpah

4

Nizham Alquran

Syeikh Hamiduddin al-Farahi

Konsentrasi pada keindahan susunan bahasa Alquran

5

Tarjuman Al-Quran

Maulana Abu al-Kalam Azad

 

6

Al-‘Abab al-Zhahir

Syeikh Hasan Muhammad al-Shoghoni al-Lahori

Konsentrasi dalam Bahasa Arab, kitab ini sangat mendapat sambutan dari kalangan ulama-ulama Arab. Berkata Imam Syamsuddin al-Dzahabi : Imam al-Shoghoni adalah Imam di bidang bahasa Arab, Fiqh dan Hadis

7

Taj al-‘Arus Fi Syarh al-Qamus

Sayyid Murtadha Bin Muhammad al-Balkarami al-Zabidi

Konsentrasi dalam bahasa Arab

8

Fiqh al-Lisan

Al-Qadhi Karamat Husein al-Kanturi

(1335 H)

Konsentrasi pada falsafah lughat dan qowaid lughat

9

Musallam al-Tsubut

Syeikh Muhibullah Bin Abdulsyakur al-Hanafi al-Bihari (1119 H)

Konsentrasi pada Ushul al-Fiqh dalam madzhab Hanafi dan merupakan kitab rujukan dari kalangan Hanafiyah

10

Fath al-Mu’in bi Syarh Qurratu ‘Ain

Syeikh Zainuddin Bin Abdul Aziz al-Milibari al-Syafi’i

Kitab Fiqh dalam Madzhab Syafi’i yang banyak dibaca di negara-negara Asean

11

Dan lain-lain

 

 


III.           Majalah Dan Surat Kabar Berbahasa Arab

NO

NAMA

PENERBIT

KETERANGAN

1

Majalah al-Bayan

Diterbitkan di kota Lucknow

Di dirikan oleh Maulana Abdurrazaq dan Syeikh Abdullah al-Imadi (sudah berhenti)

2

Majalah Aljam’iyah

Diterbitkan di Kalkuta

Didirikan oleh Abul Kalam Azad (sudah berhenti)

3

Majalah al-Dhiya’

Diterbitkan di Nadwatul Ulama Lucknow dari tahun tiga puluhan dan sekarang masih terbit dan dapat di akses melalui internet dan sudah berganti nama menjadi”al-Ba’tsu al-Islami”

Didirikan oleh tokoh pendiri Nadwat al-Ulama seperti Abul Hasan Ali Annadwi

4

Surat Kabar “al-Raid”

Di terbitkan dari Nadwatul Ulama Lucknow

Merupakan ajang untuk mengembangkan bakat bagi para siswa atau mahasiswa yang belajar di Dar al-Ulum Nadwatul Ulama Lucknow

5

Al-Kifah

Terbit sekali sepekan dari kota New Delhi

Didirikan oleh Persatuan Ulama New Delhi

6

Al-Dakwah

Terbit sekali sepekan dari kota New Delhi

Didirikan oleh “Jama’ah Islamiyah” New Delhi

7

Shout al-Jami’ah

Terbit satu kali dalam dua pekan

Didirikan oleh al-Jam’iyat al-Salafiyyah “Bennaras”

8

Da’wat al-Haq

Terbit satu kali dalam dua pekan

Berpusat di Ma’had Dar-Al-Ulum Deoband, sekarang berganti nama “al-Da’i”

11

Irsyad al-‘Ibad

Syeikh Zainuddin Bin Abdul Aziz al-Milibari al-Syafi’i

Kitab Mawa’izh diawali dengan menyebutkan hadis atau ayat Alqran kemudian dengan cerita sebagai I’tibar dan disertai dengan hukum-hukum Fiqh

12

Kasyfu Ishthilah al-Funun

Maulana Muhammad Asyraf Ali at-Tahawani

Kumpulan defenisi-definisi dalam aspek Syariah seperti Fiqh dan Ushul Fiqh

13

“Jami’ al-Ulum” dikenal dengan “Dustur al-Ulama”

Syeikh Abdunnabi Bin Abdurrasul

 

14

Mu’jam al-Mushannifin

Syeikh Mahmud Hasan Khan al-Tunki (1366 H / 1947 M)

Kitab yang mengumpulkan sejarah para ulama besar sepanjang sejarah mencapai 60 jilid besar dengan 20.000 halaman, termaktub di dalamnya 40.000 orang ulama, diringkas dari 15.000 kitab yang sudah dibacanya

15

Madza Khasira al-Alam bi Inhithat al-Muslimin

Sayyid Abu al-Hasan Ali al-Hasani An-Nadwi

Memberikan gambaran tentang keagungan Islam dalam sejarah, runtuhnya peradaban Islam berarti runtuhnya peradaban dunia

16

Al-Shiro’  Baina al-Fikrot al-Islamiyah wa-Alfikrot al-Gharbiyyah

Sayyid Abu al-Hasan Ali al-Hasani An-Nadwi

Pemikiran Islam VS pemikiran Barat. Kitab ini memberikan gambaran bahwa semua disiplin Ilmu milik semua manusia bukan milik barat atau milik Islam saja.


     Itulah sebagian karya-karya ummat Islam India dalam bentuk bahasa Arab, sedangkan dalam bahasa persia, Urdu, Hindi atau Inggristentu sangat banyak. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa India sangat berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,  terutama ilmu-ilmu bernuansa Islam yang mana dunia Islam banyak berterima kasih kepada mereka.

Masjid Banglawali Nizhamuddin Markaz

Jamaah Tabligh Old Delhi (Delhi Lama)

 

O

rang yang ziarah atau  datang ke New Delhi ibu kota India,  rasanya tidak akan sempurna sebelum berkunjung ke markas Jamaah Tabligh di Nizhamuddin, terletak di ibu kota Delhi lama.

Masjid besar Banglawali Nizhamuddin yang saya saksikan mencapai 5 tingkat, masjid ini setiap hari di penuhi jamaah yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia, 24 jam setiap hari masjid Banglawali tidak pernah sepi. Selama bermukim di India sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan kita berziarah ke masjid Banglawali, ikut bersama jamaah untuk sekedar mencari pengalaman atau menambah pengetahuan, bahkan saya pernah ikut khuruj selama 10 hari ke pelosok kota New Delhi.

Hari pertama kita ziarah ke markaz jamaah tabligh, ketika itu kita masuk ke lantai dasar dengan mengenakan pakaian yang berbeda dengan jamaah pada lazimnya. Saya langsung bertatapan dengan beberapa pemimpin tertinggi jamaah tabligh diantaranya Maulana Muhammad Sa’ad dan beberapa rekannya. Sewaktu saya berdiri didekat pintu masuk, dari kejauhan mereka memanggil saya kehadapan mereka, para petinggi jamaah ini dengan ramah tamah menanyakan setiap orang yang datang ketempat tersebut, orang yang datang diajak berbicara untuk menyampaikan dakwah.

Setelah lama diceramahi,  saya pun minta izin bermalam untuk beberapa hari di markaz Jamaah Tabligh, dengan senang hati kita diberi izin tinggal tanpa dibatasi, sekaligus kita bisa beribadah bersama jamaah dan berkenalan dengan jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia. Tempat ini merupakan satu sarana dakwah yang diluar pikiran manusia, telah dapat menarik perhatian para hati manusia yang berdatangan dari berbagai belahan penjuru dunia, tidak mengenal siapa dia, dari keturunan mana dia, semuanya menyatu dalam satu hati diatas kalimat tauhid dan satu tujuan, untuk menegakkan Islam dimuka bumi ini dengan cara dan manhaj yang diperpegangi oleh jamaah tabligh. Tidak hanya itu organisasi ini bisa berdiri tegak di negara yang sangat dibenci oleh penduduk mayoritas beragama Hindu, di daerah yang dulunya penduduk sangat membenci pendatang dari luar daerah. Dalam hati saya berkata :

“Penaklukan hati jauh lebih besar dan lebih berpengaruh  dibandingkan penaklukan suatu negara dengan senjata oleh negara adi daya manapun”.

“Jamaah tabligh bukan penakluk manusia dengan pedang, akantetapi penakluk manusia dengan kasih dan sayang”

Pergerakan dakwah ini terinspirasi dari kekejaman suku “Meos”, ketika satu hari Maulana Muhammad Ilyas berkunjung kesatu daerah yang bernama “Mewat” sebelah selatan kota New Delhi, penduduk setempat terkenal dengan kebengisan dan kekejaman ala Barbar dalam sejarah India.

Suku ini berasal dari keturunan “Rajput”, raja-raja yang telah pernah memerintah India selama berabad-abad sebelum datangnya dakwah Islam ke India. Mereka pun sangat terkenal dengan keturunan yang fanatik dan konservatif. Keturunan inilah yang berani menghadang tentara Islam yang dipimpin oleh Muhammad Bin Qasim al-Tsaqafi (lahir pada tahun72H dan wafat pada tahun 95H) yang datang pada akhir abad pertama Hijriyah.

Walaupun belakangan suku ini telah memeluk agama Islam, mereka tetap memiliki watak kejam dan tertutup, suka berperang dan menumpahkan darah, hanya dengan pertikaian sepele. Suku ini masih aktif dalam perayaan-perayaan yang digelar oleh golongan Hindu bahkan dalam tata cara berpakain ala Hindu kerap dilakukan.

Watak penduduk yang begitu kejam, para da’i pun segan memasuki wilayah-wilayah mereka. Pada dinasti Islam tahun (555- 689 H) atau kerajaan al-Ghori suku Meos pernah melakukan kekacauan dahsyat, sehingga Sultan Altamasy al-Ghori pada tahun 607-633 H terpaksa mengerahkan kekuatan militernya untuk membumi hanguskan hutan belantara yang memisahkan kota Delhi dengan daerah Mewat, agar daerah Mewat mudah diakses dan suku Meos tidak dapat berlindung di hutan tersebut. Hutan itupun dijadikan lahan pertanian yang sangat luas. Untuk menghindari kejahatan suku Meos dari perampokan dan pencurian, kota Delhi di kawal aparat keamanan dengan cukup ketat, semua akses ke Delhi di tutup setiap petang.

Tidak cukup dengan itu, Sultan Ghiatsuddin raja Ghor ke-10 yang memerintah pada 644-686 H terpaksa menumpas suku Meos dengan mengerahkan militer untuk menangkapi mereka atau membunuh pelaku kejahatan.

Ternyata senjata atau pedang dapat menaklukkan kota atau raga manusia, namun tidak dapat menaklukkan hati dan jiwa suku Meos ini, sehinnga kebengisan demi kebengisan di lakukan oleh mereka sampai akhir 1920-an.

“Barulah paradigma berpikir suku Meos bisa diobah melalui pendekatan dakwah hasanah, lemah lembut dan hikmah oleh seorang penakluk kerajaan hati bukan penakluk kerajaan tahta. Sang penakluk kerajaan hati itu adalah Syekh Maulana Muhammad Ilyas al-Kandahlawi anak dari seorang Da’i besar Maulana Ismail al-Kandahlawi”.

Sebelum berdirinya Gerakan Jamaah Tabligh ayahanda Syeikh Muhammad Ilyas sudah berusaha dakwah kesarang-sarang suku Meos di Selatan New Delhi, sehingga hubungan antara suku Meos dengan Syekh Ismail cukup erat, dan saling mengunjungi pun terjadi diantara dua belah pihak. Namun hubungan ini tidak lama, karena Syeikh Ismail al-Kandahlawi di panggil Allah SWT.

Dengan izin Allah Ta’ala estafet perjalannan dakwah ternyata tidak terhenti begitu saja, anak dari Syeikh Maulana Ismail yakni Maulana Ilyas al-Kandahlawi meneruskan dakwah ayahandanya. Maulana Ilyas pada saat itu yang memimpin sebuah Madrasah Diniyah di Basti Nizhamuddin dekat Delhi lama, menjadi tempat tujuan suku Meos untuk belajar ilmu agama, para orang tua mengirim anak-anak mereka untuk di ajar di madrasahnya, ternyata suku Meos sangat simpatik kepada Syeikh Ilyas, dan ia sering di undang ke kampung-kampung mereka. Ajaran agama yang sebenarnya pun mendapat tempat dihati suku Meos, dulunya penantang dari saat itu mereka menjadi pejuang, dan dari situlah bangkitnya sebuah pergerakan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, yang sangat berperan penting dalam menjalankan dakwah untuk penaklukkan kerajaan hati yang murka. Pancaran dakwah itu terpatri dalam hati mereka dan siap ditumpahkan kepada semua manusia yang melata di muka bumi ini. Gerakan ini ada di mana-mana tapi tak bisa diarahkan ke golongan tertentu. Merekalah penakluk bukan Amerika atau kerajaan Arab, atau tahta republik, atau nasionalis dan komonis.

Syeikh Muhammad Ilyas telah meletakkan dasar-dasar dakwah dalam 6 kerangka :

1.       Dua Kalimat Syahadat

2.      Mendirikan Shalat

3.      Ilmu dan dzikir

4.      Menghormati dan memuliakan orang lain

5.      Ikhlas

6.      Berjuang fi Sabilillah (al-Khuruj) amar ma’ruf dan nahi munkar.

 

Maulana Muhammad Ilyas wafat pada 21 Rajab 1363 H / 13 Juli 1944, kemudian kepemimpinannya digantikan oleh anaknya Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi.Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi wafat pada tahun 1965 setelah memangku estafet amir dakwah selama dua puluh tahun. Setelah Maulana Muhammad Yusuf wafat kepemimpinan dakwah ini di pegang oleh Maulana In’am al-Hasan sampai wafatnya pada tahun 10 Muharram 1416 H / 10 Juni 1995 M. Setelah wafat Maulana In’am al-Hasan kepemimpinan dakwah ini dipegang oleh Maulana Muhammad Sa’ad sampai sekarang. Maulana Muhammad Sa’ad ini tergolong sangat muda ketika menjabat pimpinan tertinggi jamaah ini dan merupakan cucu keturunan Maulana Yusuf al-Kandahlawi.

Semasa kepemimpinan Maulana Muhammad Ilyas dakwah jamaah Tabligh saat itu masih konsentrasi dalam  kawasan anak Benua India, pergerakan dakwah baru menembus lintas benua dan belahan dunia dimasa kepemimpinan anaknya Maulana Yusuf al-Kandahlawi. Begitulah sampai sekarang pergerakan ini semakin eksis menjalankan dakwah diberbagai penjuru dunia, simpatisannya semakin meningkat hari demi hari.

India, Tradisi Dan Budaya

I

ndia adalah negara besar ketujuh dan berpenduduk nomor dua terbanyak di dunia. Secara geografis India berada di Asia selatan berbatasan dengan Pakistan, Afganistan, China, Nepal, Bhutan, Myanmar dan Bangladesh. Sedangkan batas laut berbatasan dengan Samudera Hindia, Laut Arabia dan Laut Bangla.

Daratan India terbagi atas tiga macam daerah geografis, daerah pegunungan Himalaya, dataran rendah yang dibentuk oleh sungai Indus-Gangga-Brahmaputra dan disebelah selatan terdapat semenanjung dataran tinggi Dekkan.

India mempunyai beberapa macam aliran sungai yaitu sungai yang bersumber dari pegunungan Himalaya seperti sungai Gangga dan Brahmaputra yang bersumberkan salju yang mencair, sungai-sungai yang terdapat di semenanjung seperti sungai Godavari, Krishna dan Mahanadi dan sungai yang berada di daerah pesisir.

India kaya akan berbagai macam flora dan fauna yang terdapat di dunia dan juga yang hanya khusus terdapat di India.

Iklim dan cuaca di India berbeda dari satu wilayah dengan wilayah yang lain. Di beberapa wilayah, termasuk daerah pesisir, mempunyai iklim dan cuaca yang seragam sepanjang tahun. Meskipun demikian ada beberapa wilayah di India yang mempunyai iklim dan cuaca yang nyaman, seperti kota-kota di wilayah tersebut, hampir semua daerah akan terasa sangat panas pada musim panas.

Secara umum, iklim dan cuaca di India bisa dibagi sebagai berikut :

1.       Bulan Maret sampai dengan Juni : musim panas

2.      Bulan Juli sampai dengan Oktober : musim penghujan

3.      Bulan November sampai dengan Pebruari : musim dingin

 

Dalam bidang pertanian, berbagai macam hasil pertanian diproduksi setiap tahunnya dan hal ini memberikan surplus produksi pangan. Industri peternakan dan perikanan juga berkembang dengan baik.

Untuk saat ini, india telah mengembangkan areal perindustrian yang cukup bagus. Sebagai hasilnya, India saat ini termasuk dalam lima besar negara Industri di dunia. India telah berhasil memproduksi berbagai macam hasil industri dan barang kebutuhan pokok. Selain itu, India juga telah berhasil dalam usahanya untuk mengembangkan riset dalam bidang sains dan teknologi. Hal ini terbukti dengan berhasilnya India dalam memanfaatkan tenaga nuklir demi perdamaian, begitu juga halnya dengan riset di bidang ruang angkasa dan satelit dan riset di bidang teknologi komunikasi serta dalam bidang bioteknologi. India juga merupakan negara terbesar ketiga dalam bidang penyediaan sumber daya manusia dalam bidang sains dan teknologi. Beberapa ilmuan besar India, seperti peraih penghargaan hadiah Nobel C.V Raman, Homi Baba, J.C Bose, Satyen Bose, Hargovind Khorana, S. Chandrasekhar dan Amartya Sen (peraih hadiah Nobel dalam bidang ekonomi), telah mendapatkan penghargaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dalam sejarahnya, India merupakan daerah yang mempunyai berbagai macam kebudayaan yang kontiniu selama 5000 tahun. Kebudayaan di lembah Indus (3000 SM s/d 1500 M) telah diikuti dengan zaman Vedic, yang berbahasakan Sansekerta, (1500 SM s/d 500 SM). Kerajaan pertama di India, kerajaan Maurya, dimulai oleh raja Chandragupta Maurya (274-237 SM). Kerajaan-kerajaan setelah raja Asoka dipimpin oleh raja-raja seperti Gupta, Pratihara, Pala, Chalukya Chola dan dinasti keluarga Pandya. Keadaan ini diikuti oleh zaman kekuasaan Islam pada sekitar abad ke-9 M dan diikuti dengan kedatangan Bangsa Eropa, terutama bangsa Inggris, pada abad ke-17 M.

Pada tanggal 15 Agustus 1947, India memperoleh kemerdekaan dari Inggris. Sebagai negara yang merdeka, India mengambil sistem parlemen sebagai sarana pemerintahan dengan beberapa negara bagian dan memproklamirkan diri sebagai satu Negara Republik Demokratik.

India dibagi menjadi 25 Negara Bagian, 7 wilayah Kesatuan. Negara-negara bagian tersebut mempunyai kekuasaaan otonomi sendiri yang cukup luas sedangkan wilayah-wilayah Kesatuan dipimpin langsung oleh Presiden melalui kepala pemerintahan yang dikenal dengan Panchayati Raj dimana hal ini adalah satu sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan independen bagi satu daerah untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan program kerja dalam tingkat wilayah / distrik, blok dan desa.

Semua orang dewasa mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam politik.

Lagu Jana-gana-mana, yang dikarang oleh komposer besar Rabindranath Tagore, ditetapkan oleh Dewan Konstituante sebagai lagu Nasional India pada tanggal 24 Januari 1950. Bahasa Hindi adalah bahasa resmi pemerintahan dan bahasa Inggris juga dipakai sebagai bahasa penghubung. Selain itu ada sekitar 16 bahasa lainnya selain Hindi dan Inggris yang ditetapkan di dalam undang-undang sebagi bahasa resmi yang boleh dipakai dalam pelaksanaan pemerintahan di negara-negara bagian.

India mempunyai masyarakat dan budaya yang beragam yang menyebar di seluruh pelosok negeri, tetapi mempunyai hubungan yang seimbang dan harmonis antara satu dan yang lain. Sedangkan sikap-sikap masyarakat yang muncul merupakan cerminan dari kepercayaan tradisional, agama yang dipeluk dan tingkat berinteraksi mereka dengan masyarakat dan sistem politik modern India adalah sebuah negara yang sekuler. Penganut agama Hindu adalah kelompok terbesar yang diikuti oleh penganut agama Islam, Kristen, Sikh, Budha, Jain dan Parsi. 70 % dari seluruh penduduk India tinggal di daerah pedesaan dengan bergantung pada pertanian atau agro bisnis kecil. Perkotaan, muncullah kemudian kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat, kelas menengah dan kelas pekerja, yang mempunyai susunan sosial dan budaya yang berbeda atau plural.

Dalam bidang seni, terutama dalam bidang seni pahat, arsitektur dan seni lukis, India mempunyai sejarah yang sangat kaya. Arsitektur di Goa Ajanta dan lukisan di dinding Goa Ajanta dan Ellora, Candi Khajuraho, seni lukis Mughal dan Rajasthan dan Taj Mahal adalah beberapa contoh dari peninggalan kebudyaaan di India. Seni kerajinan tangan dan tekstil juga sesuatu yang sangat terkenal sejak dulu.

Hasil karya seni ini juga merupakan sarana penyebaran mitos, legenda dan hal-hal yang lain yang merupakan ciri khusus bagi suatu wilayah. Contoh terkenal dari hasil karya seni ini antara lain adalah bordir khas Benggala dan kain sutra dari Varanasi.

Tradisi literatur India terdiri dari peninggalan karya sastra dari bahasa Sansekerta, Prakrit dan Pali. Samhita dan Upanishads adalah dua contoh karya sastra yang berisi tentang sosiologi, filosofi dan agama. Peninggalan tulisan-tulisan ilmiah dalam bidang kedokteran, sains, matematika dan lainnya juga tak kalah majunya. Contoh yang paling utama dalam bidang literatur adalah dua epos besar, Mahabarata dan Ramayana, yang juga begitu terkenal di Indonesia. Bahasa-bahasa yang timbul dari bahasa Sansekerta, seperti bahasa Benggali, Gujarati, Hindi, Marathi juga mempunyai sumbangan yang tak kalah besarnya dalam bidang literatur pada zaman pertengahan. Selain itu, bahasa-bahasa yang muncul dan berkembang dari keluarga bahasa Dravidia, seperti Tamil, Telugu, Kanada dan Malayalam, juga mempunyai sumbangan yang tak kalah pentingnya terhadap karya sastra zaman pertengahan seperti Kural, Kawiraja, Ramacarita dan Mahabarata versi Nannaya.

Banyak dari cerita-cerita fiksi kuno di India berisi tentang cerita rakyat yang telah diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Hal ini merupakan cerminan dari mitos, legenda, cerita petualangan, anekdot dan lelucon yang kesemuanya itu tak lain merupakan sarana untuk mendidik moral masyarakat. Selain itu juga masih banyak lagi karya sastra yang lain yang dihasilkan pada zaman keemasan Islam di India yang kebanyakan berisi tentang cerita keluarga raja, sejarah, sistem hukum dan filsafat mistis.

Dengan diperkenalkannya sistem pendidikan ala Barat di India sejak abad ke-19, banyak orang India yang menulis dalam bahasa Inggris. Karya-karya mereka mencakup berbagai bidang ilmu seperti cerita fiksi, puisi, filsafat, sosiologi, sejarah, drama, biografi dan seni murni.

Beberapa Hal Penting Untuk Diketahui

Bagi Pelajar Asing Tentang Masyarakat India

 

v  Masyarakat Umum

Kebanyakan masyarakat India pada umumnya adalah ramah dan santai. Banyak dari mereka yang berani memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum diminta untuk bicara. Di bus dan Kereta Api, terkadang bisa dijumpai orang yang mudah diajak bicara. Akan tetapi, di daerah perkotaan dan kota-kota kecil kebanyakan dari mereka lebih sibuk dengan diri mereka sendiri.

v  Wanita India

      Wanita India hidup dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang konservatif sehingga adalah sesuatu yang sulit bagi mereka untuk memulai pembicaraan dengan orang asing.

Seorang pelajar bahkan mungkin akan menemukan bahwa ketika mengunjungi suatu keluarga India, wanita dalam keluarga tersebut menghindarkan diri untuk berbicara secara langsung dengannya. Hal ini janganlah diterima sebagai tanda ketidak ramahan. Mereka juga akan bersikap sama meskipun terhadap orang India yang belum mereka kenal. Namun demikian kaum wanita yang telah menerima pendidikan akan bersikap lain dan banyak dari dasawarsa belakangan ini. Mereka akan berani untuk berbicara langsung apabila mereka dikenalkan, akan tetapi tak semua dari mereka bersikap begitu bahkan dikalangan kaum wanita modern sekalipun, mereka terkadang bersikap konservatif dalam beberapa hal. Pacaran adalah sesuatu yang tidak umum di India.

v  Pakaian

      Tidak terdapat satu keseragaman dalam berpakaian, gaya berbusana bervariasi dari satu tempat ketempat lain dan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain. Di daerah India bagian Utara, para lelaki memakai semacam baju piyama yang longgar dan kurta atau baju lengan panjang / pendek, sedang di daerah India bagian selatan dan timur mereka memakai dhoti(sejenis sarung). Kebanyakan para wanita biasanya memakai sari, tapi dipakai dalam bermacam variasi bentuk baju dari satu tempat ke tempat lain.

v  Adat dan Kebiasaan

Di India, sebagaimana juga di tempat lain, ada beberapa  adat dan kebiasaan dalam pergaulan sosial. Ketika orang saling bertemu mereka biasanya saling menyapa dengan kata “Namaste”, yang juga diucapkan ketika akan berpisah, sambil menempelkan kedua telapak tangan lalu diangkat setinggi dada. Sebagian orang juga berjabat tangan kalau bertemu sambil mengucapkan salam dalam bahasa Inggris seperti “Good Morning”, “Good Afternoon”, “Good Evening”. Para wanita biasanya tidak berjabat tangan dengan lelaki.Dewan penasehat Pelajar Internasional di Universitas-Universitas di India biasanya mengadakan suatu acara kunjungan ke rumah-rumah penduduk. Hal ini adalah salah satu cara yang baik untuk bisa mengenal watak dan kebiasaan masyarakat

 

Rahasia Keberhasilan Ulama India

Dalam Dakwah Dan Pendidikan

 

D

inegara-negara yang dianggap berhasil dalam menjalankan dakwah Islam demikian juga dengan pendidikan, haruslah di awali dengan ke ikhlasan, kemudian menerapkan strategis dakwah yang tepat dengan kondisi dan tempat.

Tantangan dakwah pasti ada dimana saja pun, terkadang tantangan itu datang dari kelompok sendiri, penguasa atau dari orang-orang yang tidak senang dengan pergerakan Islam.

Ulama-ulama India menerapkan strategi dakwah pada awal-awal masuknya Islam ke India dengan beberapa cara yang mana pada saat itu berhadapan dengan penduduk dan penguasa notabene beragama Hindu :

1.       Mereka mengutamakan perbaikan siyasah (politik).

2.      Mendirikan institusi-institusi Islam untuk pengkaderan agar dapat menghasilkan peneliti dan akademisi yang mumpuni.

3.      Memberikan pendidikan Islam kepada penguasa yang dianggap kejam dan menentang ajaran Islam.

4.      Mementingkan dakwah ketimbang mementingkan diri sendiri.

5.      Menggandeng  antara pergerakan ilmiyah dengan dakwah dan menghindari dakwah dengan benturan politik.

 

 

Dua Pergerakan Dakwah Dalam Satu Sisi Bertemu Dan Pada Sisi Lain Bertolakbelakang

D

isetiap negara yang tidak menerapkan hukum Islam akan menimbulkan dualisme dakwah. Di India dakwah Islam menemukan fenomena tersebut.

Pertama : Pergerakan dakwah yang ditukangi oleh penguasa sesuai dengan tuntutan stabilitas politik. Kedua: Pergerakan yang dikomandoi oleh para ulama rabbaniyyin. Pergerakan pertama hanya dapat menguasai lahiriyah manusia saja, yang dapat memperluas daerah kekuasaan. Sedangkan pergerakan kedua : Berperan untuk menaklukkan hati manusia dengan menyebarkan kasih sayang, kesetaraan, pendidikan, intelektual dan melawan segala bentuk kezaliman. Kedua versi metode ini juga kita dapati berlaku di Indonesia, namun belakangan pengamatan saya metode dakwah bertambah satu lagi melalui partai politik yang ingin menjembatani dakwah Islam, tapi metode itu nampaknya jauh dari apa yang di inginkan.

Para ulama dan pemikir Islam sudah seharusnyaa membentuk satu metode tersendiri yang bergerak dalam keilmuan dan pendidikan, dengan berupaya menghindari segala bentuk pertentangan terbuka dengan pemerintah berkuasa, agar tidak terjadi persaingan secara terbuka. Tatkala ada seorang terangkat sebagai pemimpin atau penguasa adil dan berprilaku toleran, maka mereka melakukan satu jalinan kerja sama yang baik. Sejarah India dalam era Islam tidak pernah kosong dari pemimpin yang adil, saleh dan bijaksana seperti : Mahmud al-Goznawi, Syamsuddin Iltimaisy, Syir Syah al-Suri, Muhyiddin Oreng Zeb Alimukiri dan lain-lain.

Metode Pengkaderan Ulama Di India Dan Rahasiakeberhasilan Seorang Da’i

1.      Mengisi hati dengan mahabbah (cinta)

R

ahasia pertama keberhasilan ulama-ulama Rabbaniyyin India dalam menjalankan dakwah Islam adalah : Menunjukkan kecintaan yang dalam terhadap Allah dan Rasul-Nya kemudian kepada agama Islam. Disamping Mahabbah mereka juga menunjukkan sifat ta’affufdan sifat qonaah. Sifat mahabbah dan simpatik yang dimiliki para ulama dan da’i memperoleh perhatian yang mendalam bagi penduduk India dan penguasa yang memerintah saat itu. Contoh ulama yang mendapat tempat dihati orang banyak dan disegani oleh penguasa Syekh Mu’inuddin al-Sijizzi.

Para ahli sejarah India meriwayatkan, Sayyid Adam al-Bannuri termasuk tokoh ulama yang hidup pada abad sebelas Hijiriyah salah seorang dari murid Syekh Imam Ahmad As-Sirhindi, bahwa pada setiap hari ada dua ribu orang yang makan pada jamuannya, dan orang yang berjalan bersamanya ribuan tokoh dan ratusan ulama. Pada tahun 1053 H dia memasuki wilayah Lahore dan orang yang ikut bersamanya puluhan ribu orang dari kalangan terpandang termasuk para ulama, kedatangan mereka membuat raja  Syah Jihan takut dan khawatir melihat kebesarannya yang tidak didukung tahta kekuasaan. Raja Syah Jihan pun berprilaku jinak dan ia mengirimkan sejumlah uang kepada Syekh Adam al-Bannuri dan menawarkan agar ia berangkat haji. Syekh al-Bannuri pun paham betul tujuan raja Syah Jihan untuk menjauhkan pasukannya agar tidak terjadi gesekan, dia pun berangkat ke Makkah untuk melaksanakan Haji.

Disebutkan dalam sejarah ulama India, pernah taubat dihadapan Syekh Makshum Bin Syeikh Ahmad As-Sirhindi sebanyak sembilan ratus ribu orang dan ia berhasil mengkader para da’i sebanyak tujuh ribu orang yang setia menjalankan tugas dakwah Islam di bumi India.

Abad ketiga belas Hijiriyah hidup seorang ulama yang dapat memberikan warna dihadapan para ulama bahkan dihadapan para penguasa saat itu, yaitu : Syeikh Imam Ahmad Bin Irfan begitu juga dengan Syeikh Ismail al-Syahid. Kedua tokoh ini berhasil menyadarkan banyak pelaku maksiat dan ajakan sangat berpengaruh sehingga dengan suka rela pakter-pakter tuak berhenti dengan kesadaran mereka tanpa ada paksaan dan kekerasan apapun, sehingga kota Kalkuta termasuk kota besar di India tidak memperoleh kontrobusi pajak dari minuman keras.

2.     Komitmen mengikuti Syari’ah dan berpegang kepada Sunnah Nabi SAW

Unsur kedua yang sangat mempengaruhi dakwah Islam di India komitmen ulamanya dalam mempraktekkan sunnah dan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal kecil sampai kepada yang sebesar-besarnya. Mereka tidak memberikan rasa toleran terhadap tindakan-tindakan yang menyalahi sunnah Nabi SAW baik dalam lingkup pribadi atau kelompok. Pengalaman saya ketika belajar di Dar al-Uluum Nadwatul Ulama saya pernah mengucap salam kepada salah seorang dosen dengan mengangkat tangan, salam saya tidak dijawab. Di kemudian hari saya tanya, kenapa salam saya tidak di jawab hari itu, dosen tersebut menjawab cara salammu seperti salam Yahudi, oleh karena itu saya tidak menjawab salammu. Sahutnya.

Contoh yang sangat tepat dalam meletakkan sebuah tarikat dengan pondasi Syariah seperti Imam Ahmad As-Sirhindi, beliau pernah mengirim surat kepada salah seorang ulama Syeikh Muhammad Hasyim berpesan dalam suratnya : “Sebenarnya dikatakan tarikat itu benar dan layak untuk di ikuti dan para guru-gurunya menempati posisi tertinggi harus kembali kepada dua sebab : Pertama : Kembali kepada mentauladani dan mengikut Sunnah Nabi yang mulia. Kedua : Istiqomah dan menjauhi segala bentuk bid’ah.

Beliau juga pernah berpesan dalam satu tulisannya : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya syariat itu menjamin bagi seluruh kebahagiaan dunia dan akhirat, kebahagiaan itu tidak dapat di peroleh kecuali apabila didasari Syariat, adapun tarikat dan hakikat kedua-duanya merupakan “khadam” dan penyempurna bagi syariat”.

Syeikh Nizhamuddin dari ulama abad kedelapan belas Masehi berkata : “Seharusnya bagi setiap yang mengaku berpegang dengan syariat Islam dan mengaku pengikut Rasulullah SAW tidak meninggalkan sunnah apapun yang sudah ditetapkan Rasulullah SAW apakah itu sunat atau wajib ataukah ia merupakan adab. Para ahli tasauf juga harus memperdalam ilmu syariat agar terhindar dari ajakan yang bertentangan dengan syariat yang sebenarnya”.

Syeikh Nizhamuddin ketika  sakit menjelang wafatnya, dan ketika itu ia masih sadar orang yang hadir ingin menanggalkan celananya dari sebelah kanan, syeikh Nizhamuddin langsung menahan kakinya dan ia pun mengisyaratkan menanggalkan celananya dari sebelah kiri. Itu menunjukkan betapa menjaganya ulama ini sekecil apapun dari sunnah Nabi SAW.

3.     Menjadi contoh yang baik bagi orang dekat dan bagi orang banyak

Pada umumnya ulama-ulama India sangat menunjukkan ketauladanan dalam menjalankan syariah Islam, terutama pada dirinya sendiri, mencontoh prilaku Rasulullah SAW, mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Yang demikian itu nampak jelas pada hal-hal yang sunat-sunat dan adab dan sopan santun. Ternyata itulah yang banyak memberikan pengaruh dikalangan orang banyak. Bahkan paling banyak memberikan kontribusi dalam mengabadikan budaya Islam di India, sehingga dapat membendung budaya luar dalam hal berpakaian walaupun mereka berpenduduk minoritas. Istiqomah para ulamanya mampu mewarnai dari berbagai aspek, baik aspek akidah, budaya, pemikiran, pengabdian terhadap peninggalan-peninggalan sejarah Islam dikalangan penduduk diluar Islam di India.

Penulis telah menyaksikan para pelajar dan mahasiswa India sangat percaya diri dalam menjalankan agamanya dihadapan pemeluk agama lain. Seperti contoh : Mereka tidak merasa malu atau minder melaksanakan shalat apabila telah tiba waktunya dihadapan orang Hindu, baik di tengah perjalanan dalam Kereta Api atau di tempat persinggahan.

4.     Memperdalam ilmu agama dan fiqh

Unsur utama yang menjadikan dakwah Islam di India dapat berkembang dan dapat mempertahankan budaya Islam di tengah-tengah mayoritas non muslim adalah : “Tafaqquh fiddin” pemahaman terhadap agama dan beramal dengan ikhlas. Para ulama tidak memberikan kepercayaan di bidang pendidikan kecuali kepada orang yang memiliki kualitas ilmu dan pemahaman  yang memadai terhadap agama.

Oleh karena itu tidak mengherankan bagi orang yang pernah belajar di India, akan menemukan pelajar agama dari umur tujuh sampai sepuluh tahun sudah banyak yang hafal Alquran, hafal hadis-hadis Nabi SAW dan syair-syair Islam baik dalam bentuk Arab atau Urdu.

Ulama India juga sngat perhatian terhadap bahasa Urdu yang ditulis dalam aksara Arab, dan banyak di pengaruhi oleh unsur-unsur serapan dari Bahasa Arab. Tulisan Urdu mirip seperti Arab Melayu di negara-negara Asia Tenggara, bagi muslim India mempertahankan eksisitensi bahasa Urdu merupakan suatu kehormatan dan termasuk dalam bahagian jihad melawan penjajah.

Salah seorang dosen di Dar al-Ulum Nadwat al-Ulama pernah memberikan komentar tentang bahasa Arab Melayu yang ditinggalkan oleh muslim Indonesia sebagai bahasa pengantar merupakan satu kekalahan dari Kolonial Belanda dan menggantinya dengan tulis latin. Budaya Islam dianggap sebagai identitas diri bagi setiap muslim, keluar dari satu budaya Islam berarti sudah terkontaminasi dengan budaya luar. Sebab China, Jepang, India, Neval, Arab dan lain-lain mampu mempertahankan bahasa mereka.

“Kisah penulis dengan seorang dosen yang dipanggil dengan Maulana Nadzrul Hafidz Rahimahullah, beliau mengurangi perolehan nilai salah satu bidang mata kulliah yang sudah tinggi menjadi nilai enam, kemudian sang dosen bertanya: Apakah kamu tau kenapa saya mengurangi nilaimu?, lantas saya jawab: Tidak tau!, karena kamu membubuhkan tanda tangan ala Ifrongi (latin), sebelum kamu mengubah tanda tanganmu dengan dasar tulisan Arab maka saya tidak saya kembalikan nilaimu!. Saya tau dulu negaramu dan Asia Tenggara memberlakukan aksara Arab Melayu, tapi kamu kalah dengan budaya Barat yang telah menjajah negaramu, selama ratusan tahun. Besok kamu datang lagi dengan tanda tangan yang baru dengan tarikan aksara Arab baru saya mau mengembalikan nilaimu!”

5.     Peran penting ulama dalam memberikan Tarbiyah bagi para penguasa dan mendorong mereka untuk dakwah dan jihad

Pendidikan di India, para murabbi atau pendidik berupaya keras untuk memisahkan pendidikan dan dakwah dari bentuk duniawi semata. Walaupun begitu mereka dalam mengemban tugas sebagai da’i tidak hanya ditujukan kepada khalayak ramai saja, tapi mereka berupaya bagaimana dakwah dan Tarbiyah itu sampai kepada  orang-orang tertentu seperti kepada para Umara’ dan pemangku jabatan. Sifat ulama-ulama murabbiyyin selalu mengamati dengan dekat pergerakan dan arah pikiran parapenguasa, mereka juga berusaha memberikan dukungan moril kepada penguasa yang memiliki langkah positif dan memberikan ide-ide baik kepada mereka, tanpa mengharap imbalan apapun dari mereka. Kita dapat simpulkan beberapa metode  para ulama India dalam mewarnai dakwah Islam di India :

1.       Berupaya keras bagaimana dapat memperbaiki pola pikir para penguasa terhadap Islam yang sebenarnya, baik ia bagi penguasa muslim atau non muslim.

2.      Menyampaikan kebenaran dan memisahkan ajaran agama dengan segala bentuk kebatilan baik dalam akidah, budaya atau pemikiran.

3.      Mengasingkan diri dari kalangan Umara’ jika tidak dapat  ditembus untuk menyampaikan kebenaran, tidak menunjukkan ketergantungan diri kepada mereka, dan menghabiskan waktu untuk mengajarkan ilmu agama kepada orang yang butuh ilmu tanpa putus asa.

4.      Berupaya untuk menjalin hubungan dengan orang-orang tertentu yang ada di pemerintahan, jika tidak bisa jalinan itu langsung dengan penguasa paling atas, dengan prinsip hubungan itu harus bersih dari kepentingan duniawi.

5.      Mengambil satu keputusan untuk berseberangan dengan penguasa jika nampak kezaliman-kezaliman yang meraja lela dari mereka, dan berupaya mempersatukan ummat Islam dalam satu barisan.

Sejarah Berdirinya

Madrasah Ash-Shoulatiyah Makkah Dan Hubungannya Dengan Dermawan India

 

B

anyak orang beranggapan bahwa Madrasah Shoulatiyah dibangun oleh kerajaan Arab Saudi, atau yang dibangun oleh orang Indonesia yang belajar di Makkah al-Mukarramah. Sewaktu melaksanakan haji tahun 2002 saya menanyakan kepada seorang pelajar yang belajar di Madrasah Shoulatiyah dari mana asal kata Shoulatiyah, pelajar tersebut tidak bisa menjawab. Saya mengetahui sedikit sejarah Madrasah Shoulatiyah dari seorang dosen yang pernah belajar di Madrasah Shoulatiyah selama 12 tahun, saat itu umurnya sudah mencapai delapan puluh tahun namanya Syeikh Mahbub Arrahman termasuk murid dan teman Syeikh Muhaddits Muhammad Yasin al-Padani. Hikayahnya :

Ketika Syeikh Rahmatullah Bin Khalil Arrahman al-Kirawani (w. 22 Ramadhan 1308 H / 1 Mei 1891 M di makamkan di pemakamanMa’la)  kembali dari India dan mengajar di Masjid Haram Makkah dengan cara halaqoh, demikian juga beliau mengajar di tempat kediamannya. Pada waktu itu belum ada Madrasah yang menganut sistem kelas di Arab Saudi. Melihat keadaan yang demikian Syeikh Rahmatullah bercita-cita membangun sebuah institusi baru dengan cara belajar modern seperti yang sudah ada di India. Pada bulan Rabiul Awal tahun 1285 H, Syeikh Rahmatullah membangun sebuah Madrasah kecil di perkampungan Syamiyah di atas sebidang tanah keturunan India.

Melihat ukurannya sangat kecil, beliau berniat untuk mencari areal yang lebih luas, bak pucuk di cinta ulam pun tiba, empat tahun kemudian datang seorang wanita kaya raya dan dikenal dermawan dari India untuk menunaikan ibadah Haji, namanya Shoulatun Nisa’, kedatangannya ke Tanah Suci bukan hanya bertujuan ibadah, tapi memang sudah ada niat untuk membeli tanah yang akan di wakafkan kepada pelajar dan fakir miskin yang bermukim di Makkah. Pada waktu yang tepat wanita tersebut bertemu dengan Syeikh Rahmatullah dan keduanya sepakat untuk membangun madrasah diatas tanah yang di belinya di areal perkampungan Al-Kaandarisah.

Peletakan batu pertama dilakukan pada 15 Sya’ban 1290 H. Syeikh Rahmatullah menamai madrasah ini dengan : “Madrasah Sholatiyah” sebagai bentuk pengabadian terhadap nama pewakif tanahnya.

Madrasah Shoulatiyah merupakan satu-satunya waktu itu dan yang pertama kali berdiri di seluruh kerajaan Arab Saudi. Karena ketika itu Arab Saudi sangat miskin dan banyak di bantu oleh negara-negara Islam lainnya seperti Indonesia. Semenjak itu jugalah Madrasah Shoulatiyah menjadi tujuan tempat belajar bagi pelajar-pelajar yang berdatangan dari penjuru dunia terutama pelajar yang berasal dari Asia Tenggara. Tapi sangat disayangkan belakangan madrasah Shoulatiyah mengalami pasang surut karena sampai sekarang belum di akui pemeritah Arab Saudi sebagai institusi resmi. Madrasah ini lebih banyak dijadikan sebagai batu loncatan bagi pelajar yang gagal masuk di perguruan tinggi negeri.

Banyak dikalangan alumninya akhir-akhir ini tidak bisa melanjutkan studinya ketingkat yang lebih tinggi, dan memilih sebagai mukimin atau bekerja sebagai gude umrah dan haji musiman. Rasa inporioriti menyelimuti para alumninya karena tidak bisa bersaing ketika kembali ketanah air disebabkan tidakmemiliki kualifikasi akademik, walaupun banyak di antara alumni yang memiliki ilmu memadai.

Dari hasil pengamatan pribadi, ketika kita berjumpa dengan para  alumni Shoulatiyah yang berasal dari Indonesia. Kita bertanya kepada mereka kapan pulang ke Indonesia? Jawabannya : Belum bisa pulang atau belum sanggup pulang karena tidak memilki ijazah S.1 atau S.2. Terkadang jawabannya : Untuk apa pulang ke Indonesia, toh disana pun nanti ujung-ujungnya mencari duit, enak di sini mencari duit. Secara fisikologis penampilan pelajar yang berasal dari Arab Saudi sangat memukau masyarakat awam, sebab jika mereka pulang selalu memakai jubah putih, serban terlilit di kepala dan serban di bahu, bahkan terkadang mengenakan  selendang di tangan sekaligus.

Menurut saya sikap itu timbul karena ketidak percayaan diri, berubahnya cita-cita dari ulama menjadi pengusaha kaya, hilangnya rasa ketulusan jiwa untuk ilmu. Oleh karena itu tidak sedikit diantara alumninya yang memilih menjadi mukimin hanya bisa mengirim uang sebanyak-banyaknya, digunakan untuk biaya haji keluarganya, atau untuk membeli tanah perkebunan, atau untuk membangun rumah di kampung. Ratusan bahkan ribuan orang yang dulunya pelajar yang giat di Makkah, hanya bisa mengabdikan dirinya untuk mencari duit dan duit, menunggu datangnya musim haji, atau menunggu orang yang umrah untuk dijadikan obyek mencari nafkah.

Bersambung ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar